Karawang - Masih adakah orang yang merasa paling digdaya? tetap angkuh, sok kuasa, egois, mementingkan diri sendiri, berselancar kegaduhan di ruang publik. Padahal, dunia saat ini terkunci mati oleh Corona yang telah menjelma menjadi pandemi global.
Persoalan pandemi bukan sederhana, tapi menyangkut kemanusiaan, menyangkut nyawa. Satu nyawa sama dengan seluruh nyawa umat manusia.
Super Girl dari Karawang
Yang digdaya itu hanya Super Girl, wanita super tokoh fiktif cewek jagoan kebal segala jenis senjata, rasa superiornya terlalu tinggi. Arogansi kelewat batas.
Bupati Karawang Jawa Barat, dr. Hj, Cellica Nurrachadiana selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Karawang bagai Super Girl.
Dia omong taati aturan, tapi suka-suka gue, melanggar aturannya sendiri. Publik Karawang menilai ironis, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu malah yang pertama dan terpopuler terpapar virus Corona di Karawang.
Berita terbaru, Pilkada Karawang 2020 dihebohkan oleh Cellica (Cabup Petahana) yang berambisi nambah waktu jabatan menjadi Bupati dua periode berturut-turut itu. Mendaftar ke KPUD diiringi mobilisasi pengerahan massa.
Arak-arakan, kerumunan massa itu bertentangan dengan upaya pemerintah dalam menangani serta memutus rantai penularan wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Berita tersebut viral ke seluruh Indonesia. Hingga Mendagri Tito Karnavian menegur keras Gubernur Jabar Ridwan Kamil secara tertulis, tembusan suratnya kepada Bupati Karawang yang dokumennya bocor bikin geger dunia medsos.
Pilkada Serentak di Tengah Pandemi
Pertanyaannya, mengapa orang sekelas Cellica gagal paham terhadap aturan? Di tengah Update Corona bulan Agustus yang terpapar di Karawang meningkat tajam. Paslon Cabup-Cawabup itu daftar ke KPUD malah lengkap bikin kerumunan massa, sekaligus pamer kekayaan pake kendaraan mewah. Orang miskin dan jompo harap menyingkir.