Lihat ke Halaman Asli

Heddy Yusuf

Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...

Wawancara Terbaru 2016, Mantan Bupati Karawang di LP Sukamiskin Bandung

Diperbarui: 1 Maret 2018   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana –Matahari pagi bersinar cerah,Rabu 28 September 2016, kami berempat (wartawan, photographer, ketua LBH Jaringan Hukum Indonesia (JHI) dan “orang dekat” H Ade Swara) pergi dari Karawang menuju LP Sukamiskin Bandung.

Tujuannya jelas, kami ingin bertemu mantan Bupati Karawang yang legendaris itu, H Ade Swara dan Istrinya (Bunda Nurlatifah). Bagaimana tidak disebut legendaris karena H Ade Swara dan istrinya satu-satunya dalam sejarah modern perbupatian di Kab Karawang yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menghebohkan itu. Sehingga tidak heran jika ada kabar selanjutnya terdengar isyu santer Kabupaten Karawang daerah yang diincar KPK baru-baru ini.

Terlepas dari benar atau tidak, hal ini menegaskan bahwa di Kab Karawang sangat rentan dengan masalah korupsi, kolusi, nepotism (KKN) atau kemaruk kasus “penyuap-disuap”, atau tragedi hilangnya 10 - 20 miliar uang negara dianggap hal biasa saja.

Dengan APBD hampir mencapai Rp 4 triliun, para pejabat di Karawang kaya-raya dianggap normal, kebudayaan hedonism, permainan judi, golf, wisata syahwat dan kuliner hal biasa saja. Meski di sisi lainnya sawah lahan teknis rakyat semakin tergerus dominasi pabrik dan limbah di sungai  Citarum semakin bau dan kotor.

Memang mau tak mau lahan pertanian di Karawang akan terkonversi. Hal ini karena wilayah tersebut dinilai sangat potensial untuk pengembangan kawasan industrialisasi modern, cocok dengan kehendak investor asing.

Pada zaman bupati Karawang Ade Swara inilah,  tahun 2012-an Kabupaten Karawang dibanjiri proyek-proyek besar yaitu, Agung Podomoro, Summarecon, Agung Sedayu, Metland dan lain-lain. Sekaligus rencananya Karawang akan memiliki bandara internasional, dan kereta cepat yang berada di selatan kota Karawang.

Sebelumnya Karawang International Industrial City (KIIC) dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) di Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel, Karawang. Semua itu ada di sini.

Tidak heran menteri perdagangan Muhammad Lutfi di era SBY lalu, mengatakan, harga tanah di Karawang menjadi yang termahal di dunia, lebih mahal dari tanah di Beijing (Tiongkok). 

Selain itu, kedatangan kami bertemu mantan bupati Ade Swara dikarenakan pula membawa “pesan penting” dari beberapa sesepuh, dan tokoh masyarakat Karawang untuk disampaikan kepada Ade Swara mengenai perkembangan terbaru di Kabupaten Karawang. Tentunya sebagai sesama saudara umat muslim kami juga ingin ber-silaturahmi, karena sesungguhnya silaturahmi sangat penting dalam kehidupan bersosial, juga silaturahmi pun memiliki fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; untuk menyambung kembali hubungan yang pernah terputus.

Akhirnya kami bias juga bertemu H Ade Swara dan Hj Nurlatifah di LP Sukamiskin Bandung, bnyak hal menarik yang dibicarakan, namun tak semua hal bisa di tulis di sini karena keterbatasan.

Diantara yang menarik itu pembicaraan masalah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Karawang yang tidak jelas. Menurutnya, Acep Jamhuri (kepala dinas Bina Marga) saja jelas masalah keuangannya bisa dihitung, proyek-proyeknya. Tapi BPMPT tidak jelas keuangannya, masalah perizinannya, keuangannya sebab nggak ada loketnya, maksudnya tanda terimaksih kepada Bupati Karawang nggak ada loketnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline