Lihat ke Halaman Asli

Sakau-nya Pejabat (Kebohongan itu Aditif)

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

banyak film yang menggambarkan begitu aditifnya apa yang namanya: KEBOHONGAN.

digambarkan, awal mulanya hanyalah "sekedar kebohongan kecil". mungkin sekedar canda semasa anak-anak / remaja. namun tahukah Anda? bahwa ternyata dalam bercanda pun kita diberi rambu-rambu agama untuk tidak berbohong.

namanya juga rambu-rambu. toh banyak juga yang melanggar. "manusiawi?"

apakah kejadian-kejadian (ribut-ribut) yang membelit Indonesia sekarang ini (KPK - POLRI) adalah dampak dari "sakau" nya pelaku (pejabat) yang kecanduan akan kebohongan dan ingin segera dipenuhi untuk dapat menutupi atau bahkan menciptakan kebohongan-kebohongan baru?

sadar atau tidak, mungkin di antara kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari menemui (semoga tidak sampai mengalami) apa yang namanya kecanduan bohong.

bohong itu aditif. nyandu. ketagihan. kalau sudah "sakau" bisa repot. ya kalau yang repot sekedar level individu atau keluarga (meski setingkat ini pun sebenarnya parah juga). lah, kalau yang sakau kebohongan itu pejabat, penyelenggara negara?

cepet sadar ya, pak?!

jabatan itu amanat. tunaikan semampunya saja, enggak usah ngoyo. enggak bercitra sempurna enggak apa-apa. asal enggak penuh simpang siur (kebohongan) itu sudah lumayan, kok.

ingat, pak....... gaji anda adalah uang rakyat. banyak rakyat yang kurang gizi! sakit-sakitan. pengangguran. kerja kontrak. outsorcing.

sadar, pak! kasihan kalau sakaunya keterusan sampai ke neraka, kan repotnya bisa seumur-umur (amit-amit, dah!).

mumpung sekarang masih segar bugar, cepetan sadar. amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline