Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Kesmas

Diperbarui: 28 Februari 2020   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hallo namaku Findari Rahman, aku adalah salah satu mahasiswi Kesehatan Masyarakat di salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Tengara, Universitas Haluoleo nama kampusku.

Kuliah di dunia kesehatan memang cita -- citaku sejak kecil, apalagi masuk di kedokteran adalah impian terbesarku namun apalah dayaku realita yang sangat jauh dari apa yang di harapkan. Disini saya sangat berusaha mengalahkan diri saya sendiri. Awalnya banyak pertanyaan di kepalakku. Dari sekian banyak pertanyaan itu namun ada satu pertanyaan yang sering muncul dengan tiba -- tiba yaitu apakah saya menyesal masuk di kesehatan masyarakat yang sangat melenceng dari impianku ini?

Awal masuk kuliah rasanya tidak ada semangat yang mengalir di tubuhku. Semangat yang dulu mengebu -- gebu bahkan mau meledak sedetik hilang tidak tau entah kemana dikarenakan jauh dari impianku. Namun ku jalani saja walau penuh keterpaksaan dan agak sedikit menjadi beban.

Setelah beberapa tahun menjalaninya akhirnya baru ku sadari bahwa masuk di kesehatan masyarakat tak seburuk seperti yang ku bayangkan dan perlahan -- lahan mulai biasa menerima dan mencintai dunia kesmas. Saya mulai tertarik dan menurutku kesmas itu asyik bangat, entah itu kareka jurusannya atau karena dosennya yang memang pembawaannya memang asyik dan sangat memotivasi serta banyak pelajaran yang biasa saya dapatkan dari pengalaman mereka.

Di semester lima saya mulai memilih peminatan, yaitu Promosi Kesehatan ( Health Promotion ). Peminatan ini adalah pilihan yang terpaksa ku pilih, yah bisa dibilang sebagai pelarian sih, yang ku inginkan waktu itu adalah peminatan Epidemiologi karna ada dukungan dari orang tua serta banyak yang bilang epid itu bagus. Namun entah mengapa pada saat pengumpulan nilai malah yang kupilih adalah Promkes yang tidak pernah terlintas di pikiranku walau sedetik.

Nah, di promkes ini saya mulai banyak memahami bahwa sesuatu yang awalnya biasa saja biasa menjadi sesuatu yang luar biasa apa lagi dengan bimbingan dosennya unik -- unik dan punya ciri khas tersendiri dalam memotivasi mahasiswanya menjadikan promkes itu punya nilai tersendiri.

 Jadi, untuk pertanyaan yang diatas jawabannya adalah TIDAK karena saya yakin bahwa ini adalah pilihan yang terbaik dari yang terbaik walaupun awalnya sangat penuh tantangan dan pertimbangan, akhirnya bias saya lalui sampai sekarang. Intinya nikmati saja prosesnya  dan jangan pernah ragu dalam mengambil keputusan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline