Lihat ke Halaman Asli

Hujan Mendekap Aura Rahim

Diperbarui: 19 Februari 2017   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: Adinda

Hujan mendahului menyapa pagi, meski keterjagaan menajam

Hanya gemuruh melaut di pagi itu, meski tak mencari tatapan rindu

Sudah berapa lama mata mistismu menghuni imajinasi hatiku

Kemarau tanda hujan tersipu, musim hujan mendekap  aura rahim

Kebakaran hutan bagai kisah api menjadi wujud mendendam

Rantai makanan sudah dimangsa kerakusan juga ketakutan

Membabat juga menerabas keseimbangan alam

Berhala zaman bagai minum air laut di tengah belantara angan

Hujan meminang batinmu, terusik rindumu siang malam

Kejernihan aliran air pegunungan masih lekat senyummu tersimpan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline