Lihat ke Halaman Asli

Kabut Asap Tanggap Kedermawanan

Diperbarui: 20 September 2015   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: HE. Benyamine

 

Kabut asap melanda sebagian wilayah Indonesia. Musim kemarau tidak hanya kesulitan air, tetapi kelebihan asap yang menyebar dengan senyap dan langsung menjadi bagian udara yang mengisi pernapasan tanpa bisa menolak secara bersama. Udara yang tercemar dan tidak sehat, semua seperti tak berdaya, karena kabut asap ini perpaduan musim kemarau dan kerusakan alam yang sudah berlangsung lama.  Kalimantan Selatan termasuk yang mendapatkan jatah kabut asap dari hasil berakumulasinya perubahan bentang alam, terutama lahan basah (wetland) yang mengalami gangguan dalam sistem hidrologinya, sehingga kebakaran lahan terjadi sebagai kebakaran tidak sempurna yang menghasilkan banyak asap.

Saat ini, kabut asap, merupakan fenomena yang bergandengan dengan musim kemarau, seakan setelah menghirup udara tercemar baru sadar bahwa ada yang salah, namun menyalahkan pihak tertentu menjadi tidak berguna, karena tidak dapat menghilangkan bahkan tidak mengurangi asapnya. Kabut asap saat ini merupakan fenomena yang akan berulang di tahun mendatang, sehingga sebelum musim kemarau, perlu tindakan antisipasi. Kepedulian bersama penting untuk didorong, karena bencana kabut asap bukan persoalan saat kebakaran lahan saja, tetapi berlangsungnya ketidakpedulian pada pengrusakan alam dan lingkungan.

Ada peringatan agar warga tidak membakar lahan, melalui spanduk dan pengumuman dari pihak tertentu, yang sebagiannya hanya seperti peringatan tak mempunyai pesan yang jelas dan asal-asalan, supaya terkesan sudah diperingatkan tentang terjadinya bahaya kabut asap. Fenomena kabut asap sudah dapat diprediksi, dengan melihat perubahan bentang alam yang didera pengrusakan dan pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan lingkungan dan kondisi lahannya. Namun, menyalahkan dan menyalahkan pihak tertentu pada saat kabut asap, sekali lagi tidak menyelesaikan atau terhindar dari bencana yang bermuara dari ketidakpedulian.

Sesungguhnya, dengan keyakinan, masih banyak yang peduli dan punya rasa kebersamaan. Ada yang langsung turun ke jalan membagikan masker untuk mengurangi asap yang masuk kesaluran pernapasan. Mereka melakukan tindakan nyata untuk saling membantu dan berbagi, karena tidak ada yang dapat menghindari kabut asap yang mengisi udara bersama. Anak-anak dan orang tua lebih merasakan dampak kabut asap, orang yang terserang penyakit ISPA terus meningkat, tentu akan menambah beban keluarga untuk pengobatannya. Asupan pada anak-anak dan orang tua perlu diperhatikan, yang berarti juga menjadi tambahan beban, sehingga bantuan sesama terasa begitu penting dalam situasi bencana kabut asap ini.

Kepedulian dalam tindakan nyata dan tanggap pada situasi bencana kabut asap saat ini, terutama mendorong kedermawanan dan kerelawanan untuk saling membantu, penyaluran bantuan dapat melalui lembaga seperti Radar Banjar Peduli, untuk penyediaan bantuan pengobatan dan asupan gizi bagi mereka yang mendapat tambahan beban kehidupan ketika dihadapkan kabut asap. Selain penyediaan air bersih saat musim kemarau, bantuan pengobatan, asupan gizi, dan masker.

Pada situasi bencana kabut asap saat ini, kedermawanan dan kerelawanan lebih bermakna dan berarti, terutama bagi mereka yang mendapatkan tambahan beban hidup karena harus berhadapan dengan biaya pengobatan sebagai akibat terpapar asap. Bantuan yang digerakkan secara bersama akan memperingan beban bersama, sehingga tindakan dalam menghadapi bencana kabut asap lebih ringan. Kedermawanan merupakan tindakan paling bermanfaat saat ini untuk meringankan tambahan beban, begitu juga dengan kerelawanan yang saling menguatkan dalam menghadapi masalah bersama.

Sungguh, bencana kabut asap saat ini harus ditanggapi dengan tindakan kedermawanan dan kerelawanan, karena kejadian ini tidak dapat hanya direspon dengan peringatan untuk tidak membakar lahan dan apalagi saling menyalahkan penyebabnya. Saat ini juga, ketika bencana kabut asap ini, yang perlu dipikirkan tindakan dan sikap untuk menghadapi musim hujan yang tidak berapa lama lagi akan datang. Antisipasi yang preventif perlu ditegaskan untuk semua pihak, agar bencana seperti kabut asap dapat lebih mendapat langkah-langkah yang sesuai berdasarkan prediksi kejadian berulang. Bersama tanggap (melakukan sesuatu dengan cepat, tepat dan akurat) pada bencana kabut asap dengan kedermawanan dan kerelawanan, bukan kedaruratan dan keluhan.

 

Banjarbaru, 10 September 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline