Lihat ke Halaman Asli

Darwanto

Pria manula, purnabakti PNS

Bangsa Sedang Prihatin, Kita Harus Kompak

Diperbarui: 2 Mei 2020   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bangsa Indonesia sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Sudah dua bulan ini sebagian besar masyarakat mengurung diri di rumah, agar terhindar dari penularan virus korona. Namun sampai kini belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 segera berakhir.

Beberapa negara tetangga sudah mulai membolehkan warganya untuk bekerja, secara bertahap. Sementara kita masih menyaksikan jumlah penderita Covid-19 terus bertambah setiap hari.

Pada saat yang sama, banyak warga yang kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok. Penghasilan mendadak turun bahkan menjadi nol karena di-PHK atau karena tidak bisa berusaha.

Bantuan sosial dari pemerintah ada, namun pembagiannya tidak menentu. Petugas pengatur bantuan tergencet antara keharusan untuk mengikuti peraturan sementara data yang diturunkan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Atas kena bawah kena, mungkin begitu ibaratnya.

Di sebagian wilayah negeri ini, ada sebagian masyarakat yang mengalami musibah banjir. Walaupun sudah sering terjadi, namun tetap menimbulkan kesulitan. Harta benda terbenam air, dan tinggal di tempat penampungan yang berdesakan tentulah tidak nyaman.

Yang paling mendebarkan tentulah mereka yang sedang dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Walau statistik menunjukkan jumlah yang sembuh lebih banyak yang meninggal, tetap saja ada rasa ketidakpastian pada diri orang yang sakit apakah bisa sembuh nantinya.

Mendengar cerita yang viral dari orang yang pernah dirawat karena Covid-19 sungguh menciutkan hati. Kesulitan bernafas, kesendirian yang senyap, suara orang merintih, atau bunyi langkah-langkah petugas medis yang memindahkan orang sekamar yang baru saja meninggal.

Itu semua membuat hati miris, lalu berharap jangan sampai terjadi pada diri sendiri dan orang-orang terdekat yang dicintai. Jangan juga sampai terjadi pada orang lain.

Maka melihat masih ada orang-orang yang berkerumunan, atau berdesak-desakan untuk antri pembagian sembako, atau mobil-mobil yang harus putar balik karena mau mudik padahal dilarang pemerintah, menimbulkan keraguan bahwa penderitaan nasional ini masih akan lama selesai.

***

Namun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan yang sulit sekarang ini. Menghadapi derita nasional, bangsa ini harus bahu membahu mengatasinya. Pemerintah dan rakyat harus saling percaya dan saling mendukung. Masing-masing mempunyai peran sendiri, yang komplementer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline