Tertuju : berulang MAI
Aku mengintipmu, mai. dari kaca jendela
yang berembun
kabut terakhir bulan mei. Kusentuh pelan
remang sore sepi, seadanya itu sederhana.
Tak habis sekali disisa hujan.
Sempurna buram, pekat
menyekat imaji menyelinap suram
melupa begitu saja perjamuan secangkir cokelat