Lihat ke Halaman Asli

“Aku, kamu dan kak AZIS” (part 2)

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Padang 1 September 2013.

Perlahan, dengan sangat hati-hati sekali aku mengendarai motor kesayanganku. Menyelusuri jalan setapak yang penuh dengan lumpur juga kerikil-tajam yang siap mengujam ban motor jika sewaktu ia tergelincir. Aku sadar betul bahwa sebenarnya yang kucari hari ini adalah seseorang tekhnisi printer yang akan memperbaiki mesin printerku. Haah...! aku lelah. Sudah hampir tiga jam aku mengelilingi Kota Padang tapi aku belum juga menemukan orangnya. Tapi untung saja aku pergi tidak sendirian. Rasa galau akut stadium dua bisa kutepis habis hingga keakarnya..haha nikamati saja Vaulin..gumamku dalam hati.

...

Sore ini rasanya begitu cepat berlalu. Mentari diufuk barat sudah mulai menyelimuti langit yang biru dengan mengahnya pertanda malam hampir menyapa.  Ingin kukembali mengecek dan mencari keberadaan seorang tekhnisi yang handal, itu yang kumau. Hem..kuhela nafas panjang. Semoga ragam sulusi datang mengahapiri jiwaku yang haus akannya. Segera aku membuka resleting tas ransel yang kubawa. Dia merengek syahdu entah karna manja atau bosan karna belum pernah kujamahi sedari berangkat hingga detik ini. Kuraih telefon genggam dan menyetel radionya. Karna yang kutahu selain program tayang yang menghibur dan mendidik juga bahwa jaringan pemancar radio yang sangat kuat dikota ini.

...

Antara Kota Padang- Kota Pariaman. Adalah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan menurutku. Sebuah penuturan ungkapan datang melayang layang dibenakku. Menjelma menjadi rambu-rambu dan alarm. Pundakku terasa berat,  dahiku panas dan pergelangan tanganku terasa sepeti digenggam hebat. Akhh.....!? Asap mobil puso atau trantonton..hay! sengaja kunamai itu karna bunyi klaksonnya "toon..toon..toon.toon... " yang berada didepanku tanpa berbasa-basi memuntahkan asap hitam yang mengepul-ngepul diudara. Uhuk..uhuk?! hasrat batuk tak dapat kuhindari lagi. Alamat pasrah tak rela sempat menginggapi perasaanku. Syukurlah tidak berlangsung lama. Trade up! motorku melaju kencang mengalahkan simobil trantonton seolah ingin mencibir dan menyorakkan kemenangan.

#bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline