Menulis buku antalogi bersama : puisi untuk semua
Menulis, bisa beragam jenisnya. Ada banyak tulisan-tulisan yang dihasilkan dari olahan kata yang sudah diatur sedemikian rupa. Tulisan itulah yang membentuk kalimat penuh makna. Makna-makna yang bisa kita ambil dari sebuah tulisan. Tulisan inilah yang bisa diambil intisarinya oleh pembaca. Dari berbagai jenis tulisan, langkah selanjutnya adalah penentuan pilihan dari jenis tulisan.
Misal kita memilih puisi, cerpen atau novel ataupun karya ilmiah. Selanjutnya, kita luapkan ide-ide yang ada di pikiran ke dalam bentuk tulisan, sesuai dengan jenis tulisan yang sudah kita pilih. Seperti halnya jika kita memilih jenis tulisan puisi. Maka kita harus memahami apa itu puisi, aturan puisi dan lain-lain.
Proses penyusunan kata, agar menjadi puisi yang indah dan bermakna tentu tidaklah mudah. Setelah melewati banyak proses, dari mulai peluapan ide, penyusunan kata, editing, dan yang terakhir dipublikasikan. Puisi yang sudah kita buat tersebut, yang menurut kita sudah fix dan layak untuk di perlihatkan untuk umum, maka boleh saja kita cetak dalam bentuk buku.
Buku itu disebut dengan antalogi puisi. Antalogi puisi ini, terbagi menjadi dua. Yakni antalogi solo (pribadi) dan antalogi bersama (lebih dari satu penulis).
Namun yang akan dibahas disini adalah menulis buku antalogi bersama, buku puisi. Beberapa penulis, yang sudah menulis puisi dan mengirimkan karya ke akun penerbit. Kemudian, karya-karya yang sudah terkumpul tersebut dicetak menjadi buku antalogi bersama (puisi).
Buku antalogi bersama (puisi) tersebut, di dalamnya berisi kumpulan puisi dari berbagai penulis. Buku antalogi bersama ini, untuk karya-karya puisinya bisa dinikmati oleh semua. Karena bukunya dicetak, dan semua orang bisa membaca isi tulisan yang termuat dalam buku.
Okay selamat membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H