Menghadiri kajian ustadzah Halimah alaydruss
Sepertinya nama tersebut sudah seringkali terdengar. Ustadzah Halimah alaydrus tidak lagi asing di telinga kita. Tauziyahnya terkenal dimana-mana. Beliau terkenal dengan wajah yang ditutupi cadar, tidak pernah menampakkan muka nya di sosial media. Akan tetapi tauziahnya dikenal dimana-mana. Ilmunya sangat bermanfaat untuk orang lain. Beberapa ada yang pernah bertemu dengannya, ada juga yang belum. Di pengajian ustadzah Halimah alaydruss, memiliki ketentuan yakni dilarang keras mengambil foto dan video ustadzah secara langsung atau dari layar. Hal itu dimaksudkan agar wajah beliau tidak tersebar luas. Beliau memang memakai cadar, akan tetapi di depan para pengunjung pengajian yang mana pengunjungnya adalah muslimah, maka beliau pun lepas cadar ketika berbicara. Hal itu dimaksudkan agar suara bisa terdengar jelas di telinga pengunjung, dan juga rasanya tidak engap. Meski begitu, para pengunjung tetap di wanti-wanti agar tidak mempotret ataupun memvideo ustadzah Halimah. Bagi yang belum pernah melihat atau menghadiri acara pengajian secara langsung, masih bisa melihat lewat akun sosial media yang isinya dakwah dari ustadzah Halimah alaydruss. Dakwah beliau seringkali bersliweran di sosial media. Kali ini, beliau datang ke daerah kedungwuni tepatnya di kabupaten Pekalongan. Beliau mengisi pengajian di pondok pesantren miftahul huda desa Pesantunan Kedungwuni, Pekalongan/jawa tengah. Jangan ditanya soal pengunjung, sudah pasti sangat ramai sekali. Karena kedatangan beliau sejak jauh-jauh hari sudah dinantikan banyak orang. Sama halnya dengan penulis yang juga sudah menantikan kehadiran beliau. Sehingga ketika hari H, jelas terlihat antusias warga yang sangat semangat untuk mendengarkan pengajian dan menggali ilmu lewat kajian ustadzah Halimah Alaydrus. Keseluruhan pengunjung pengajian itu adalah wanita. Karena memang pengajian itu dikhususkan untuk muslimah. Beberapa diantara mereka banyak yang menggunakan drescode hitam. Meski ada juga beberapa yang tidak memakai warna hitam, namun kebanyakan warna yang digunakan adalah warna hitam. Maksud dari pemilihan warna hitam ini ialah karena warna hitam itu merupakan warna yang netral. Warna yang standar dan tidak terlalu mencolok. Warna hitam juga tidak mudah kotor, karena warnanya yang agak petang. Mengikuti kajian, tentunya berharap akan ilmu yang didapat supaya bisa menjadi wawasan untuk keberlangsungan kehidupan. Untuk itu, drescode warna yang dipilih juga menyesuaikan agar tidak terlihat terlalu mencolok. Tujuannya adalah mengambil ilmunya, bukan fokus kepada pakaiannya. Pemilihan dari warna pakaian ini dimaksudkan agar tidak mengundang perhatian dari orang lain. Warna yang petang, tidak mudah kotor dan tidak terlalu mencolok sehingga aman untuk digunakan. Terkait penentuan drescode pakaian ini, adalah keputusan pribadi. Ustadzah Halimah, tidak pernah menghimbau dalam penentuan warna pakaian untuk mengikuti kajian. Itu adalah hak dari masing-masing pengunjung pengajian. Namun kebanyakan mereka lebih memilih warna hitam, melihat dari berbagai hal yang sudah dipertimbangkan sebelumnya. Ketika pengajian berlangsung, benar-benar hati terkesima dengan suara beliau. Suaranya yang tegas dan menggetarkan hati, cukup membuat jiwa terpesona dengan wawasan yang diberikan olehnya. Senang bisa bertemu secara langsung dengan beliau. Bisa ikut menghadiri acara pengajian yang di isi oleh ustadzah Halimah adalah suatu syukur yang tak terhingga. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa bertemu secara langsung, sebab saya dari dulu sangat ngefans dengan beliau. Setiap kali ada tauziyahnya yang lewat di akun sosmed, tidak pernah saya skip. Saking ngefans nya sama ustdazah satu ini. Semoga berkah untuk semuanya. Dan semoga ustadzah diberikan kesehatan agar bisa membagi ilmu dengan sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H