Lihat ke Halaman Asli

Tes Keperawanan di Afrika Sudah Disertifikasi (Untuk 17++)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Astaga, Ada Tes Perawan di Jambi?" "Memangnya Kenapa Dengan Tes Perawan?" "Tes Keperawanan Itu Barbar!" "Setidaknya, Dengan Tes Itu Siswi Bisa Terbebas Dari Free Sex." "Lantas, Tak Perawan Tak Boleh Sekolah?" "Ngapain Coba Ada Tes Kalau Tujuannya Bukan Untuk Seleksi." "Kasian juga para siswi, Sudah Ditekan UN, Kini Tes Keperawanan." "Yah, Resiko Jadi Perempuan. Hohoho." "Terus, Kenapa Tak Ada Tes Keperjakaan?." "Tes Keperjakaan Itu Bagai Menggali Kuburan Sendiri." "Iya Juga Sih. Hehehe. Jadi Apa Perlu Diadakan Sekolah Khusus Perawan?" "Tidak Perlu. Makanya Keperawanan Itu harus Dijaga Sejak Dini." "Tapi, Tes Keperawanan Bagi Siswi, Bukan Solusi" "Jadi Solusinya Gimana? Tapi Tes Perawan Harus Tetap Ada." "Usul, Tes Keperawanan Tanpa Cek Fisik" "Caranya?" "Gimana Kalau Guru Agama Tes Keperawanan Pakai Jimat" "#@$%&^*()&*" :D

***

Nah, kalau di Indonesia Tes Keperawanan masih menuai kontroversi seperti pemberitaan-pemberitaan diatas. Lain halnya di sebuah daerah di Afrika yang konon sudah lama melakukan tes keperawanan pada remaja-remajanya. Tidak diketahui secara pasti apakah tes itu dilakukan sebelum remaja-remaja putri bersekolah ataukah sebelum nikah. Yang pasti, setelah mengikuti tes tersebut, para remaja putri akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti formal "masih perawan".  Dan konon kabarnya lagi, jumlah yang lulus lumayan banyak loh. Berikut ini adalah bukti dokumentasi proses Tes Keperawanan dan penerimaan sertifikat "Masih Perawan" di Afrika : [caption id="attachment_272639" align="aligncenter" width="497" caption="Tampak para peserta mengantre secara teratur"][/caption] [caption id="attachment_272640" align="aligncenter" width="478" caption="Karena hari hampir gelap dan "testor" kewalahan melayani peserta satu-persatu, maka testing dilakukan ramai-ramai"][/caption]

[caption id="attachment_272623" align="aligncenter" width="392" caption="Tampak "testor" tidak melakukan penilaian sendiri, melainkan ditemani 1 atau 2 orang konsulen untuk dimintai pendapat"][/caption] [caption id="attachment_272624" align="aligncenter" width="221" caption="setelah lulus tes secara prosedural, peserta diberi tanda putih dikening sambil menunggu peserta yang lainnya menyelesaikan tes"][/caption] [caption id="attachment_272641" align="aligncenter" width="469" caption="Inilah peserta yang lulus tes perawan dan berhasil mendapatkan sertifikat "masih perawan". Selamat ya... Salut deh sama kalian.."][/caption]

***

Sumber gambar asli : Di sini

Dan Baca Yang Ini : Wahai FPI, Belajar Dari Kaum Homoseks Dong..!!!

PS : Titip lapak ya kawan-kawan. Ane mau olah raga dulu di luar. Maklum, suasana tidak kondusif. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline