Lihat ke Halaman Asli

Coda! (Filo-Kopi Lampu Merah)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terkadang di sebuah jalan seseorang terlihat leluasa
Tapi di tikungan berbeda ia tak punya kuasa
Seperti aku
***
Aku adalah subjek yang superior ketika berjalan di mata ruang
Tapi inferioritas menghantui ketika ditilik dalam waktu
***
Aku adalah makhluk merdeka dalam spasial
Tapi dalam durasi dan interval dibatasi oleh keharusan universal
***
Setiap orang harus tau kapan memulai sesuatu dan kapan harus berhenti
Pemeberhentian ini bukanlah akhir dari perjalanan
Bukan pula puncak dari sebuah kemenangan
***
Bukan ungkapan "ya sudahlah"
Bukan pula titik dari sebaris kalimat
***
Pemberhentian ini adalah coda
Tempat untuk beristirahat menghela napas
Atau menghirup secangkir kopi yang harum dan panas
***
Tempatku menggelar sajadah dan melaksanakan shalat
Mengingatkan kembali bahwa aku tak lebih dari segumpal darah
Prelude dari mani yang kotor... Adam (tanah)
***
Dan dari Adam-an itu aku bersiap kembali menapak
Memulai penulisan dan pembacaan baru kehidupan
***
Mengumpulkan segmen-segmen kesalahan selama interlude
Lalu meletakkannya di dalam tanda kurung dan garis silang
***
Tak ada penilaian atau penetapan yang stagnan
Tak ada kepastian seperti logika identitas Aristotelian
***
Dan ku aliri hidup dengan pembukaan kemungkinan-kemungkinan
Yang akan kumainkan menjadi kenyataan dan 'kemungkinan'
 

***

Persimpangan Lampu Merah, 29-08-2010
Panta Rhei Persona
Mysterium Tremendum et Fascinosum
Paraskevidekatriaphilia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline