Rakernas APRI dan Penghulu Praktik
Rakernas PP APRI akan dilaksanakan pada 24-26 Juli 2023 di Hotel Ciputra Grogol Petamburan Jakarta Barat. Gagasan Penghulu Praktik seyogyanya menjadi salah satu wacana program strategis jangka panjang yang dapat dipertajam dan diinisiasi strategi memperjuangkan manifestasinya melalui forum maha penting ini.
Penghulu Praktik merupakan salah satu poin rekomendasi Rakerwil I APRI Sulteng yang dilaksanakan di Hotel Santika Palu tahun 2022 . Hal yang sedikit menakjubkan, gagasan penghulu praktik yang sudah direkomendasikan PW APRI Sulteng sejak tahun lalu ini, tak dinyana tiba-tiba mengemuka pada forum Munas APRI di Jakarta sebulan lalu. Tepat setahun setelah Rakernas I PW APRI Sulteng merekomendasikannya. Lebih menakjubkan lagi, gagasan ini disampaikan sendiri oleh Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, H. Zainal Mustamin, S.Ag., MA.
Direktur Bina KUA dan KS menyampaikan gagasan ini dalam materi sambutan pada penutupan Munas APRI. Secara ringkas H. Zainal Mustamin memaparkan bahwa di masa depan mestinya para penghulu di beri peluang untuk buka praktik di luar jam kerja resmi. Praktik Penghulu ini menurut pak Direktur bisa saja dibuat dengan nomenklatur, misalnya "Praktik Konsultan Perkawinan dan Keluarga".
Tentu saja ini gagasan yang semata orisinil dari pak Direktur. Pastilah pak Direktur mengemukakan gagasan itu bukan karena telah membaca rekomendasi Rakerwil I APRI Sulteng yang ditetapkan selang setahun lalu itu. Bahwa gagasan penghulu praktik dari pak Direktur dan rekomendasi itu memang identik, semata memberi indikasi kuat adanya frekuensi pemikiran bahkan idealitas yang sama dalam hal ini. Fakta ini paling tidak membuat semangat untuk memperjuangkan manifestasi gagasan penghulu praktik ini jadi semakin terpacu.
Bagi PW APRI Sulteng sendiri, dasar pemikiran gagasan penghulu praktik ini sangat simple. Pun tidak berlebihan. Sepenuhnya merujuk pada status penghulu sebagai profesi yang patut diberi kesempatan dan peluang sama dengan profesi lain. Bandingkan misalnya dengan profesi lain, seperti dokter.
Bila dokter memiliki organisasi profesi bernama IDI, maka penghulu pun punya. APRI namanya.
Dus, bila dokter bisa buka praktik dan memperoleh penghasilan halal lagi sah dari itu, mestinya penghulu pun bisa.
Tentu memperjuangkan gagasan penghulu praktik ini, pastilah tidak mudah. Ini pasti butuh perjalanan panjang nan berliku. Akan jauh lebih panjang dan berliku ketimbang penantian formasi jenjang penghulu Muda, Madya, dan Utama dari BKN itu.
Tapi memulainya sejak sekarang tentulah menjadi keharusan sejarah bagi kita. Terutama bagi segenap pengurus APRI di setiap jenjangnya. Khususan pagi PP APRI yang paling tidak dapat memulai inisiasinya pada momen Rakernas di Hotel Ciputra nanti. Bukan semata untuk tujuan idealis yang melangit namun imperatif semisal peningkatan profesionalisme penghulu. Melainkan juga untuk tujuan praktis sesederhana peningkatan kesejahteraan penghulu. Kesejahteraan yang bagi profesi manapun tidak bisa tidak dengan sendirinya berkait kelindan dengan peningkatan profesionalitas.
Bila dokter boleh dan terbukti terjamin kesehteraannya melalui praktik kedokteran, mestinya para penghulu pun boleh pula memperoleh jaminan kesejahteraan yang sama melalui praktik penghulu yang di lindungi oleh undang-undang.