Lihat ke Halaman Asli

Saat Salah Menafsir Janji

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis itu bernama mila, manis anggun santun disenangi banyak orang, setiap kehadirannya selalu mendamaikan suasana. Gadis berjilbab dengan mata indahnya, semua orang menganggap dia gadis yang sempurna, memiliki keluarga yang berkecukupan apapun yang di inginkan selalu bisa terpenuhi. Tapi ia bukan seperti itu, mila tak pernah menunjukkan kelebihannya di hadapan orang lain.

Mila seorang mahasiswa di salah satu universitas negri dipulau jawa, dengan predikat akademik biasa saja, tapi mila memiliki pancaran aura yang lebih dari para sahabat-sahabat yang lainya, dia aktif dibeberapa organisasi dikampusnya. Dia selalu mendapatkan posisi jabatan penting di organisasi yang dia masuki, tapi dengan kerendahan hatinya dia selalu menolak tawaran jabatan tersebut, mila bukan mahasiswa yang gila jabatan, dia selalu berprinsip jabatan yang tawarkan itu suatu amanah, dan amanah akan di mintai pertanggung jawabannya bukan hanya didunia, tetapi diakhirat kelak yang jauh lebih mengerikan baginya. Dia heran dengan teman-temannya yang selalu mengharapkan jabatan penting itu tapi mereka tak memikirkan tanggungjawabnya tersebut.

Tak banyak yang tau mila memiliki masalah yang cukup pelik didunia percintaannya, karena memang dia tak banyak cerita  masalah pribadinya dengan teman-temannya, semua masalah pribadinya dia ceritakan dengan adiknya yang juga sedang kuliah tapi di universitas yang berbeda. Dia menyukai seorang mahasiswa di kampusnya namun beda program studi. Pria itu fakultas teknik sedangkan ia fakultas kesehatan. Pria itu bernama ryan, Yang menarik dari ryan dimata mila karena ryan mahasiswa berprestasi dan sering axis dikampusnya sehingga mila sering melihat ryan selalu sibuk lalu lalang didepan mata mengurusi berbagai organisasinya.

Pernah suatu ketika mereka dipertemukan disuatu perwakilan organisasi dan disitulah awal mula mila melihat kehumorisan seorang ryan hingga sempat mencuri perhatian mila. Ketika itu ryan senang sekali menggoda mila, karena memang ryan memiliki selera humor yang tinggi. Sampai akhirnya mereka sering berkomunikasi dilain jadwal rapat organisasinya. Karena seringnya kebersamaan mereka akhirnya muncul benih-benih virus lain yang dirasanya. Mila sebenarnya seorang gadis yang tak mudah jatuh hati, ia selalu menjaga cinta sucinya hanya untuk yang halal baginya.  Tapi kali ini mila tak kuasa melawan gejolak virus merah jambu yang sedang melandanya.

Kini tak jarang hari-harinya dipenuhi dengan selalu memikirkan sosok bernama ryan, baginya apapun tentang ryan menjadi indah. Selalu memikirkan setiap candaan ryan, mengingat setiap kali mereka saling melempar tawa, mengingat saat kedua mata mereka saling bertemu, ada arti yang lain dibalik semua itu. Tetapi walaupun mila merasakan dia nyaman saat dekat dengan ryan, merasa bahagia saat bersamanya, selalu terukir senyum saat mengingatnya, dia tak berani mengungkapkan semua perasaan yang dirasakannya, ia hanya berdo’a semoga semua rasa yang sedang dirasakan selalu terjaga hingga sampai saat yang indah akan datang, dia berdo’a sosok ryan yang nantinya akan menjadi imamnya kelak.

Tak terasa pula proyek organisasi yang sedang mereka jalankan telah selesai, kini mereka semakin jarang bertemu karena memang keduanya memiliki kesibukan yang lain, namun komunikasi diluar itu masih berlanjut, mereka sering chatingan via fb maupun sms an, candaan pun tetap terjadi meskipun tidak bertemu langsung. Ryan tau kalau mila seorang perempuan yang beda dari yang lainnya, mau diajak bercanda tapi dalam batas-batas yang wajar, ryan juga tau kalau mila tidak mau pacaran, karena mila sempat cerita dia ingin pacaran setelah menikah kelak.

Malam itu hampir tengah malam tepatnya obrolan d fb mila masih on, karena mila sedang dilanda insomnia karena sorenya sepulang kuliah karena kecapean mila sempat tidur, jadi berimbas pada malamnya tidak bisa tidur, tiba-tiba muncul pesan fb.

‘kok belum tidur?’ pesan masuk dari ryan.

buru-buru dibalas mila ‘lagi insomnia, kamu?’

‘terbangun, tadi ketiduran’ jawab ryan.

‘ya udah tidur lagi sana, bangun tengah malam sempat-sempatnya buka fb’ kata mila.

‘udah g ngantuk, mau nemenin kamu ajalah’ chatingan berlanjut panjang, sampai ryan memulai pembicaraan yang memiliki arti yang tak dimengerti oleh mila. ‘aku mau ngomong sesuatu’

‘apaan’ jawab mila singkat.

‘g jadi aja lah’ jawab ryan. Mila semakin penasaran dipaksanya ryan sampai mau mengatakannya, tapi ryan malah melontarkan pertanyaan kepada mila ‘menurutmu apa yang mau aku bilang?’

‘ya g tau, aku g berani nebak-nebak, ntar salah arti’ jawab mila sedikit kesal.

‘aku juga belum siap bilang, percaya takdir deh...’ kata ryan.

Semakin membuat mila bingung, tapi ya sudahlah pikir mila mungkin memang butuh waktu buat ryan untuk mempersiapkan semuanya, dia hanya minta aku percaya takdir batin mila senang-senang dengan penuh rasa penasaran tak sabar.

Kesibukan keduanya semakin padat, dari jadwal kuliah, tugas, laporan praktikum dan sebentar lagi akan ujian semester sehingga bukan hanya frekwensi bertemu langsung mereka yang berkurang, komunikasi yang lain juga semakin jarang. Ada butir-butir kerinduan yang melanda mila yang biasanya ada yang menanyakan kabar, mengingatkan ibadah dan sebagainya, tapi mila enggan untuk memulai menghubungi ryan, dia hanya menikmati setiap kerinduan yang datang dengan menyibukkan diri dengan aktifitas yang lain. Menunggu hanya terus menunggu dengan mengingat kata-kata ryan ‘percaya takdir’ yang membuat mila bertahan dan menikmati setiap kerinduan itu.

Cukup lama sudah sampai selesai ujian tak juga ada kabar dari ryan, mila masih selalu berfikir positif dengan kekuatan janji ‘percaya takdir’ yang diucapkan ryan waktu itu. Hingga rasa rindu ingin mengetahui kabar ryan barang sedikitpun itu tak kuasa ditahannya, dia mencoba membuka-buka fb ryan membaca dengan teliti setiap aktifitas yang ada diberandanya sambil senyum-senyum menbaca coment-coment temanya pada status yang dibuat ryan, sedikit terobati rindu yang sedang dirasanya, iseng-iseng mila juga membuka twitternya dia buka-buka apapun itu tentang ryan, deegggh....ada sosok nama yang sering muncul di tweets an ryan, ada kata ‘pacar’ ‘sayang’, ohhhhh apa ini....? mereka pacaran????. Mila masih belum percaya mungkin saja hanya bercanda pikirnya, dibuka nya profil nama tersebut, aaaaahhhhhkkkk...... mila teriak sekencang-kencangnya tak disadari air matanya mengalir mengiringi kenyataan yang baru saja dialami. Nama itu selalu membuat status mengenai ryan, menyebut-nyebut nama ryan, membuat status apapun itu tentang ryan.

Tak dapat dipercaya, mila masih tak habis pikir dengan apa yang barusan terjadi, dia tak tau apa yang harus dilakukannya, dia juga tak mungkin akan minta penjelasan pada ryan tentang semua ini sementara dia bukan siapa-siapanya. Mila hanya bisa meratapi semua kebodohan yang telah dilakukan, begitu saja percaya pada kata-kata pria yang sedang bercanda, mila tak mengerti bahwa tatapan mata ryan saat itu hanya tatapan nakal para pria saja.

Dibalik semua kejadian itu tetap ada hikmahnya, tugas akhir mila selesai diawal waktu dibanding teman-teman yang bahkan memulai  start lebih dulu dibandingkan dia, kini dia semakin banyak teman, semakin bijak dalam bersikap, dan pastinya dia kini semakin dewasa dalam menyikapi sesuatu hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline