Lihat ke Halaman Asli

Hayqal anandikaputra

S1 MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UMY

Representasi Diskriminasi Mayoritas Atas Minoritas dalam Film "99 Cahaya di Langit Eropa"

Diperbarui: 5 Januari 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

poster film 99 cahaya di langit eropa

Masyarakat menuangkan gagasannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan film. Industri film adalah industri yang tidak ada habisnya, sebagai media massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film informasi dapat dikonsumsi secara mendalam karena film adalah media audio visual.

Dunia perfilman saat ini telah mampu merebut perhatian tersendiri dalam sebuah masyarakat modern atau masyarakat industrisekuler. Dalam pandangan Elizabeth K. Nottingham, masyarakat ini (industri-sekuler) masuk ke dalam masyarakat ketiga setelah masyarakat terbelakang dan masyarakat pra-industri. Masyarakat industri selalu dinamis karena teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya memberikan konsekuensi-konsekuensi penting bagi masyarakat, namun ia juga merupakan sebab mengapa masyarakat selalu menggunakan rasio dalam menanggapi berbagai gejala masalah kehidupan.

Film 99 Cahaya di Langit Eropa adalah film bertema religi yang di adaptasi dari novel yang berjudul sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Film ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di Viena, Austria. 6 Film ini mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi dalam lingkungan sosial di benua Eropa, dimana dalam perjalanannya mereka mengalami berbagai macam perlakuan diskriminatif dari segi pergaulan sosial maupun agama dari warga asli benua Eropa. Dalam film ini di ceritakan banyak hal yang menebabkan adanya perlakukan diskriminatif salah satunya karena para beragama.

Pada dasarnya kelompok minoritas (minority groups) adalah kelompok-kelompok yang diakui berdasarkan perbedaan ras, agama, atau sukubangsa, yang mengalami kerugian sebagai akibat prasangka (prejudice). Diskriminasi istilah ini pada umumnya dipergunakan bukanlah sebuah istilah teknis, tetapi juga sering dipergunakan untuk menunjukan pada katagori perorangan dari pada kelompok-kelompok.

Sebagai contoh, meskipun kaum wanita bukan tergolong suatu kelompok, atau pun suatu minoritas, namun sering digolongkan sebagai kelompok minoritas, karena biasanya dalam masyarakat yang berorientasi pada pria sejak jaman Nabi Adam telah didiskriminasikan. Sebaliknya sekelompok orang yang termasuk telah memperoleh hak-hak istimewa(privileged)atau tidak didiskriminasikan, tetapi tergolong minoritas secara kuantitatif tidak dapat digolongkan ke dalam kelompok minoritas. Oleh karenannya istilah minoritas tidak termasuk semua kelompok yang berjumlah kecil namun dominan dalam politik. Akibatnya istilah kelompok minoritas hanya ditujukan kepada mereka yang oleh sebagian besar penduduk masyarakat dapat dijadikan obyek prasangka atau diskriminasi.

Menurut penelitian ada beberapa scene yang menunjukan bahwa adanya diskrimimasi yaitu:

1.  Pertama, tipe diskriminasi umum yang terjadi dalam scene 1 : 01:04:00 / 01:48:13 dan scene 2 :01:04:56 / 01:48:13, dari kedua scene tersebut terjadi perlakuan diskriminatif secara umum, yaitu ketika perkataan Stefan secaa tidak langsung bermakna menuduh suatu individu atau suatu kelompok tertentu dengan menganggap bahwa kelompok tersebut adalah teroris, dikarenakan ia tidak sependapat dengan tindakan yang di lakukan oleh suatu kelompok. Tindakan Stefan ini adalah suatu pembeda yang mendorong ketidaksetaraan perlakuan dari pihak Mayoritas yang dominan terhadap pihak minoritas yang lemah sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan ataupun perilaku Stefan ini bersifat diskriminatif.

2.  Kedua, tipe diskriminasi langsung yang terjadi dalam scene 3 :00:11:16 / 01:48:13, scene 4 :00:11:24 / 01:48:13 dan scene 5 :00:11:46 /01:48:13, dari ketiga scene tersebut terjadi perlakuan diskriminatif secara langsung, yaitu seperti yang bisa dilihat pada scene 3,4,5 dimana scene tersebut jelas aturan mengenai pembatasan suatu fasilitas umum dalam hal ini adalah tempat ibadah, dan ini termasuk diskriminasi langsung. Hal ini juga terjadi keputusan atau aturan diambil dan diarahkan oleh prasangkaprasangka terhadap kelompok tertentu.

3.  Ketiga , tipe diskriminasi tidak langsung yang terjadi dalam scene 7 : 00: 01:13 / 01:48:13, scene 8 : 00:01:17 / 01:48:13 dan scene 9 : 00:01:58 / 01:48:13, dari ketiga scene tersebut terjadi perlakuan diskriminatif secara tidak langsung,yaitu dari tanda visual dan verbal dapat diketahui bahwa perkataan dan perbuatan Maleo kepada Ayse mengandung bias sikap diskriminatif secara tidak langsung, yang bertujuan untuk membatasi seseorang yang berbeda Ras atau Etnik untuk berhubungan secara bebas dengan Ras atau Etnik lainnya.

Dalam ketiga tipe diskriminasi tersebut adalah diskriminasi yang dilakukan oleh mayoritas terhadap minoritas, di karenakan adanya perbedaan agama, ras / etnis tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline