Kontribusi Pemuda Indonesia begitu berarti dalam perjuangan Indonesia karena mereka tidak hanya sebagai kategori yang masuk dalam demografi, tetapi juga suatu fenomena historis yang muncul berperan untuk salah satu fenomena yang universal. Pemuda merupakan suatu inti dalam perubahan yang kemudian menjadi keyakinan pemuda Indonesia ikut dalam gelombang revolusi dengan lebih kritis dan progresif dalam aksi-aksi politik.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah cerminan dari tekad dan ikrar para Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan Suku, Pulau, dan Organisasi mana, karena tekad mereka ingin bersatu untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Semangat Persatuan pada waktu itu sangat menonjol, mereka bertekad hidup atau mati tiada jalan lain untuk merebut kemerdekaan kecuali bersatu padu. Keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuan, yaitu Kemauan, Sejarah, Bahasa, Hukum adat dan Pendidikan. Adapun makna Sumpah Pemuda menjadi tonggak penegas yang sangat penting dalam sejarah atau lebih jelasnya, bahwa kita wajib menjujung tinggi persatuan Indonesia berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Namun, revolusi pemikiran pemuda yang berperan sebagai tonggak kemerdekaan tidak hanya sampai itu saja melainkan mendorong generasi tua agar kemerdekaan segera diresmikan. Peristiwa apakah itu?
Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 melibatkan penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta juga melibatkan golongan muda sebagai penggerak dalam peristiwa tersebut. Awalnya Sutan Sjahrir mendengar kekalahan Jepang dari radio yang disebabkan oleh peristiwa pengeboman Nagasaki dan Hiroshima. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu yang kemudian sampailah kabar tersebut pada Sutan Sjahrir. Oleh karena itu, Syahrir mendesak Sukarno dan Moh Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun kedua tokoh tersebut menolak.
Masalah kemerdekaan Indonesia perlu dibicarakan dulu dengan PPKI agar tidak menyimpang dari aturan. Akan tetapi para pemuda berpendapat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut para pemuda, PPKI itu buatan Jepang. Pemuda berharap kemerdekaan yang dilakukan adalah kemerdekaan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, bukan karena jasanya Jepang. Sementara golongan tua menginginkan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan setelah sidang PPKI.
Adanya perbedaan pendapat di atas menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945. Di Rengasdengklok para pemuda mendesak Sukarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun tetap gagal. Akhirnya pukul 17.30 Ahmad Subardjo tiba di Rengasdengklok dan berhasil meyakinkan para pemuda bahwa keesokan harinya setelah Sukarno Hatta tiba di Jakarta Proklamasi kemerdekaan Indonesia pasti terjadi, apabila tidak maka nyawa Subardjo jaminannya. Akhirnya Sukarno Hatta berhasil dibawa kembali ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, segera diadakan perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Naskah proklamasi berhasil disusun oleh Sukarno Hatta dan tokoh nasional yang lain.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Sukarno Hatta mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diikuti dengan pengibaran bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia raya. Rakyat Indonesia menyambut dengan penuh antusias dan gembira. Pada tanggal 3-11 September 1945 para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api,sistem listrik,stasiun pemancar radio,instalasi instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta,Malang dan Bandung. Selain itu semangat revolusi juga terlihat didalam kesusasteraan dan kesenian. Surat kabar dan majalah Republik bermunculan di Jakarta,Yogyakarta dan Surakarta. Tanggal 3 September 1945 para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945 menguasai Gedung Radio Jakarta.
Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik. Maka tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI). Tanggal 19 September 1945, para pemuda yang tergabung dalam "Kesatuan van Aksi" memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada (Monas). Begitu besar peran pemuda dalam kemerdekaan Indonesia sehingga kabar kemerdekaan terdengar ke seluruh penjuru. Tidak dipungkiri bahwa pemuda Indonesia memiliki andil besar dalam proses tercapainya kemerdekaan Indonesia. Namun, kemerdekaan Indonesia sempat terganggu dengan kedatangan Belanda yang lagi lagi ditangani oleh pemuda Indonesia di Pertempuran Surabaya.
Pertempuran Surabaya adalah perlawanan pemuda Surabaya terhadap Belanda bersama sekutu untuk mengambil alih tawanan perang setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Pada tanggal 19 September 1945, ketika para pemuda Indonesia berkumpul di Hotel Hotel Yamato untuk memanjat dan merobek bagian warna biru dari bendera lantas mengibarkan dua warna tersisa yaitu merah putih di tiang tertinggi hotel Yamato. Perlawanan ini membuktikan bahwa nasionalisme tumbuh dari hati pemuda Indonesia tanpa campur tangan instansi apapun atau pemerintah Surabaya saat itu. Kecintaan akan bangsa yang murni dari hati dan pikiran pemuda surabaya menjadi titik awal dari upaya besar Arek Suroboyo melawan pasukan militer dalam peristiwa Pertempuran Surabaya.
Berbagai dinamika telah dialami dalam mencapai damai nya kehidupan rakyat Indonesia sebelum Merdeka bahkan sesudah sekalipun tetap diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Revolusi perjuangan pun telah dilakukan oleh pemuda Indonesia mulai dari menyumbangkan pikiran dan hati sehingga terciptalah Sumpah Pemuda lalu berkontribusi dalam mendorong agar kemerdekaan cepat disebarkan pada Peristiwa Rengasdengklok dan turut mengusir Belanda pada Pertempuran Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H