Saat ini sekitar 10.420 kapal tanker sedang berlayar di samudera di seluruh dunia. Di kapal mereka,membawa a sebanyak 3,8 juta barel minyak mentah, cukup untuk menerbangkan 418.000 pesawat lintas negara di dunia dan mengisi bahan bakar kendaraan bermotor seperti mobil untuk melaju sepanjang 4,8 juta kilometer.
Kapal sebagai salah satu alat transportasi angkutan barang yang vital diseluruh dunia memiliki salah satu masalah yaitu banyaknya zat No(x) yang dihasilkan oleh hasil pembakaran mesin yang bersumber dari bahan bakar HFO (Heavy Fuel Oil) dan Diesel Oil,penggunaan bahan bakar tersebut sangat lah besar sehingga membuat wilayah tersebut terdampak polusi udara yang berasal dari pelepasan emisi gas bung dari lalu lintas kapal pada setiap harinya, Menurut Organisasi Maritim Internasional (IMO), sistem transportasi laut masif mengalir melalui lautan dan lautan menyumbang 2% dari emisi CO2 dunia global.
Pada saat ini kegiatan pemanfaatan energi alternatif yang rendah karbon menjadi hal penting, terlebih untuk meningkatkan kualitas udara dan pengendalian iklim di suatu wilayah , salah satu bentuk inovasi penerapannya salah satu sumber energi terbarukan yang paling menjanjikan dari sisi teknologi, yang dapat dimanfaatkan dalam sistem tenaga kelautan, dengan bahan bakar alternatif lainnya seperti dengan Listrik yang di supply dengan Batrai, Amonia (NH3), Hydrogen (H), LNG, ataupun lainnya.
di artikel ini kami akan membandingkan keefektifan dari berbagai jenis bahan bakar alternatif dengan bahan bakar yang ada saaat ini, menurut kalian apakah Batrai bisa efektif menggantikan HFO/Disel yang menghasilkan banyak karbon ?
Artikel kali ini akan menggunakan kapal Tanker pengangkut LNG (Liquid Natural Gas) yang akan saya bandingkan efisiensi dari penggunaan bahan bakar alternatif lainnya seperti LNG, Hidrogen baik Gas, Liquid, maupun padatan, Amonia, dan metanol, dengan spesifikasi diatas, kapal ini memiliki panjang 290 meter dan membawa berat beban sebesar 73000 Ton dengan storage LNG sebesar 135000 M^3 (Kubik), dan menggunakan engine yang memiliki output sebesar 21,320 kWh.
Perbandingan Ukuran Ruang Bahan Bakar pada Kapal
dalam menentukan energi alternatif, ruang muat bahan bakar menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan, karena hal ini menjadi penting untuk memanfaatkan ruang tersebut sebagai Ballast tank, yang berfungsi mengatur stabilitas kapal agar tidak trim, selain itu dengan ruang muat bahan bakar efektif tentunya menguntungkan pihak operator kapal.
dalam gambar tersebut kita bisa lihat bagaimana perbandingan Tank storage dari kapal tersebut, bagaimana Bahan Bakar HFO menempatkan di urutan pertama di permasalahan Volume Tank storage, yang bisa diartikan HFO membutuhkan ruang yang minim dalam menampung bahan bakar nya dengan fungsi dan volume konsumsi bahan bakar terhadap mesin kapal.
selain itu energi rendah karbon yang menjadi alternatif, karena rendah polusi diduduki oleh LNG, karena hanya perlu menambahkan 1% ruang tambahan dari ruang yang telah disediakan kapal tersebut, sedangkan Baterai menempatkan di urutan terakhir dalam volume ruang muat bahan bakar, dengan membutuhkan 1217% atau membutuhkan 1117 % ruang tambahan dari ruang muat yang disediakan di awal, dari hal ini batrai menjadi tidak paling efisien dari ruang muat.
Perbandingan Massa Bahan Bakar
dalam perbandingan Massa dari bahan bakar ini, sangat ditentukan oleh besarnya keperluan bahan bakar untuk memenuhi konsumsi selama perjalanan kapal, dan erat kaitannya dengan volume nya juga, walau massa jenis setiap bahan bakar juga menentukan hal ini. disini kita bisa melihat Hidrogen memimpin peringkat pertama sebagai massa paling rendah, dengan hanya membutuhkan 464 Kg untuk Hidrogen Cair ataupun gas. dan di peringkat terakhir atau yang paling berat di raih oleh baterai, dengan 44334 Kg.