Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Negara Pencetak Shopist di Dunia

Diperbarui: 13 Juli 2016   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara dengan etika dan tata krama terbaik di dunia, Katanya.

                Orang Indonesia itu ramah – ramah, Katanya

                Nasionalisme orang Indonesia sangat tinggi, Katanya

                DLL. Katanya

Sejenak, setelah anda membaca tulisan di atas, anda akan merasa benci terhadap saya, mungkin sebagian akan berkata “Memang,” atau “Ini orang apaan sih gak sayang negara sendiri?!” bahkan “Halahh bacaan gak berguna”

Tapi kita memang perlu menelaah kembali semua penilaian kolektivis yang beredar

Saat ini (sudah lampau sebenarnya), Indonesia mengalami Krisis Etika, Moral, dan Estetika, sekalipun kita sebagai Subject / Habitus yang merasa sadar (bukan dalam kesadaran magis) akan diri kita, kita masih terseret dan tertatih dalam kelompok imaginer

Apa yang akan saya tulis seperti biasa adalah hasil mengganggu manusia yang tertidur jauh di dalam bulu kelinci (Dunia Shopie - Jostein Gaardner)

Jika memang Lebar-an adalah sarana umat muslim kembali ke Fitri (Fitrah seharusnya) dan Penyaliban Kristus adalah sarana pembersihan, atau penggunaan rins*o, domestos nomo*s, super pe*l, dll adalah sarana pembersihan, tentunya ada proses Review di dalamnya

Bapa, Ibu, Manusia yang budiman, sekiranya kita melihat sekitar kita, apa yang di lakukan anak manusia secara mayoritas sekarang ini sangatlah jauh dari apa yang di cita-citakan oleh para orangtua dan sesepuh-sesepuh yang bijaksana, sekalipun norma dan aturan di bentuk oleh komunitas, bayangkan apa yang akan terjadi jika sesepuh anda, ada di dunia saat ini, melihat bagaimana realitas maya yang ada di hadapan cucu dan anak mereka.

Dari kasus Pacul-paculan, Cubit-cubitan, sampai kasus kardus kardusan, bukan hanya itu, premanisme, pornografi, dan dan etika yang Indonesia punya kini merangkak masuk, bersembunyi di suatu tempat, menunggu untuk di panggil dan di banggakan, jangan lupakan korupsi sebagai budaya kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline