Atas anjuran seorang dokter .. saya diminta untuk tidak terlalu banyak duduk dan lebih banyak melakukan aktivitas dengan bergerak. Hal ini disebabkan karena turun drastisnya tekanan darah saya hingga mencapai 80/70 yang menyebabkan saya tiba-tiba menjadi glayaran, ngantukan dan lemah gemulai, tidak giras lagi. Aktivitas ngenet saya yang rata-rata 6 jam perharipun terpaksa dicukur habis-habisan.
Hal itu tentu saja menyebalkan bagi saya. Tapi buat apa boleh? ( Timbul mode “on”). Nah, pada suatu ketika, untuk mengisi waktu luang saya bermaksud sekedar jalan-jalan siang di taman 45 Banjarsari. Hasil relokasi pedagang klithikan di taman itu memang membuahkan hasil dengan keberadaan taman 45 yang menjadi ruang publik yang cukup segar, tenteram, damai dan sentosa.
Setelah urusan ternak teri (nganter anak, nganter istri) selesai, segera saya meluncur ke taman itu. Sedang asyik celingak-celinguk nyari parkir yang tepat, beberapa sms masuk ke hp saya dan membutuhkan perhatian. Sambil duduk ditrotoar saya asyik berkirim-balas sms. Sejurus kemudian (kayak Wiro Sableng ..) tiba-tiba berhenti sebuah motor tepat didepan saya. Penumpangnya seorang perempuan berusia sekitar menjelang 30-an. Dandanannya ala gadis masa kini dengan segala sesuatu yang menonjol dan ditonjolkan.
Kami sesaat saling bertatapan mata .. hening .. ala sinetron asmara. Dia tersenyum, saya tersenyum, sambil menerka-nerka, ini siapa.
“Ngamar yok mas …” meluncur kata-kata lembut dari perempuan itu.
Gubrak! Kagetlah saya. Jam segini? Dengan kondisi badan kayak gini? Ada yang ngajak ngamar? Lha wong dengan istri sendiri saja males, apa lagi dengan perempuan nggak dikenal. Tapi jelas, ni perempuan memang PSK. Kerjaannya memang seperti itu.
“Berapa?”tanya saya kemudian. Meluncur begitu saja. Ternyata otak iseng saya berkerja lebih cepat dari shock saya.
“150 ribu”
Weleh .. murah kali perempuan jaman sekarang.
“Kemahalan mbak” kata saya kemudian. Saya sudah bisa menguasai diri. Semua syaraf otak dan organ gerak terkontrol dengan sempurna.