Lihat ke Halaman Asli

hawra nazifa

Mahasiswa

Pengaruh Budaya Senioritas terhadap Kepercayaan Diri

Diperbarui: 30 Mei 2024   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap  manusia  mengalami  pertumbuhan  dan  perkembangan.  Dengan  adanya  pertumbuhan dan  perkembangan, manusia  dapat  mempertahankan keberlangsungan  hidupnya.  Manusia akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya tentu adanya dukungan dari orang lain, salah  satunya  adalah  lingkungan  keluarga,  masyarakat,  dan  sekolah. Dalam tahapan bertumbuh dan berkembangnya seorang manusia harus berani dan percaya diri, tetapi tidak semua manusia memiliki kemampuan percaya diri. Budaya senioritas menjadi salah satu penyebab timbulnya kepercayaan diri yang rendah.

Senioritas adalah keadaan lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman dan usia (prioritas status atau tingkatan yang diperoleh dari umur atau lamanya bekerja). Senioritas terjadi karena adanya keinginan balas dendam, mencari popularitas, unjuk kekuasaan, dan tradisi pengkaderan kepada junior. Senioritas juga menjadi ajang bagi orang yang memiliki pangkat yang lebih tinggi, di mana keinginan senior harus di nomor satukan atau dituruti. Senioritas tidak hanya terjadi di lingkungan tempat kerja atau komunitas, senioritas juga dapat terjadi di lingkungan sekolah. Senioritas yang tidak terkontrol bisa menimbulkan korban atau dampak negatif bagi sekelompok junior.

Dampak dari senioritas baik di tempat kerja maupun di sekolah adalah tindakan yang bersifat dominasi kepada pihak yang lebih lemah, interaksi yang bersifat dominasi kepada kelompok tertentu tentu bukan interaksi yang sehat. Dominasi bisa membuat pihak yang lebih lemah tidak dapat berkembang, junior sebagai pihak yang lemah harus mengikuti keinginan senior walaupun tidak sesuai dengan aturannya. Hal ini dapat menimbulkan kepercayaan diri seseorang menjadi lemah atau dendam kepada orang yang melakukan dominasi. Dampak lain dari senioritas yaitu bisa menciptakan rasa solidaritas yang salah, seharusnya solidaritas berdampak positif dan membangun. Jika solidaritas muncul karena tertekan oleh senioritas, bukan tidak mungkin akan menghasilkan output negatif tetapi bisa berpotensi merugikan orang lain secara berkelompok.

Hal ini harus segera diselesaikan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan cara menerapkan budaya senioritas yang positif. Dengan adanya budaya senioritas yang positif, seseorang akan memiliki kepercayaan diri yang baik, maka dari itu seseorang harus menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri dalam dirinya. Rasa percaya diri membawa manfaat bagi seseorang diantaranya memberikan sugesti positif,  mampu mengontrol diri, dapat mengambil  keputusan  yang  tepat, memiliki  sikap  toleran  terhadap  sesama,  memiliki  sifat  rendah  hati,  adanya  kepuasan  diri dan ketenangan jiwa. Tetapi pada saat ini masih ada individu terutama anak remaja yang kurang percaya  diri  terhadap  dirinya.  Bahwasannya  seseorang  yang  kurang  percaya  diri  dibuktikan  dengan  dia kurang mampu untuk mengetahui dan mengembangkan potensi pada dirinya serta dia kurang untuk mengontrol dirinya secara maksimal. Dapat disimpulkan bahwa makin tinggi penerapan budaya senioritas yang positif maka makin tinggi tingkat kepercayaan diri seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline