Ada sebuah kejadian menarik pasca bom tiga gereja beruntun di Surabaya. Saat itu, sebelum saya ke Malang, saya tinggal dengan kakak saya dulu di Surabaya dan karena awalnya ingin berkuliah juga di sana. Di bulan puasa, suatu saat setelah salat Taraweh, saya keluar dari masjid dengan pakaian hitam dan jilbab panjang saya. Di pinggir jalan seseorang berteriak, entah siapa, begitu saya muncul: "teroris". Hal itu tidak membuat saya sakit hati sebenarnya, tetapi saya hanya menyayangkan bahwa ternyata begitulah kondisi masyarakat kita saat ini. Maksud saya, mereka terlalu cepat menilai dan menyamaratakan.
Lalu saya pulang, cerita pada kakak. Hal ini yang membuat saya percaya bahwa komunikasi antara manusia sebagai otak dari masa depan bangsa ini, kakak saya bilang bahwa kita harus coba memahami bagaimana bentuk dan sikap masyarakat kita. Indonesia itu tidak terdiri dari orang-orang pintar saja. Tetapi terdiri dari berbagai level dan jenis orang. Jadi bukan hak kita untuk mengkafir-kafirkan orang. Kita hanya perlu tahu bahwa itu salah dan ini yang benar. Kakak saya mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu kampus di Surabaya, dengan kepiawaiannya dalam bertutur baik menjadikannya sebagai lulusan terbaik dan bijaksana.
Oleh sebab itu saat masuk perguruan tinggi dan menjadi manusia yang ingin memanusiakan manusia, saya harus punya gagasan dan pemikiran demikian. Bahwa menjaga perilaku dan sikap apalagi dengan tidak men-judge orang lain adalah senajata paling ampuh agar kita bisa saling menghormati sesama manusia. Apalagi sesama insan Allah.
Di Malang saya pilih jurusan Pendidikan Agama Islam. Tujuan saya satu, saya hanya ingin memahami Islam lebih dalam dengan kedamaian. Sehingga bisa menyelaraskan dan meluruskan pandangan-pandangan abu-abu orang-orang, tapi terutama diri saya pribadi terlebih dahulu. Saya ingin bermanfaat untuk semua orang. Impian saya saat ini adalah saya harus punya pandangan yang baik terhadap seluruh insan, se-keyakinan ataupun tidak se-keyakinan, karena mereka juga ciptaan Tuhan saya. Saya ingin membuktikan bahwa Islam adalah agama yang bernafas kemanusiaan.
Selama beberapa tahun di Malang, saya merasa atmosfirnya sangat positif, di mana dipenuhi oleh manusia-manusia yang saya yakin pasti memiliki kepala-kepala yang dingin. Saya melihat ada banyak orang yang berasal dari berbagai tempat. NTT, Papua, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan masih banyak lagi manusia yang berasal dari daerah lain. Menyatu di Malang entah satu kampus atau lainnya sebagai sebuah kesatuan. Lalu sudah beberapa tahun di Malang, saya juga merasakan beberapa atmosfir yang kurang enak di dengar dari beberapa kejadian yang telah terjadi. Mulai dari pemilihan pemimpin negara sampai teror dimana-mana. Sekarang terjadi di Makassar. Entah apa yang ada dipikiran para teroris itu yak?. Dahlah yak.
Maka saya ingin bilang bahwa komunikasi adalah cermin sebagai tonggak pemersatu negeri lalu dengan menumbuhkan kesaling pemahaman itu. Kita ini berbeda-benda. Jadi tidak perlu saling memaksa untuk menyamakan. Tuhan mencintai perbedaan. Beberapa hal yang menurut saya harus dipegang dan bahkan perlu diajarkan pada masyarakat dan petinggi daerah makassar sebagai tonggak pemersatu bangsa, yaitu:
- Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang paling luhur yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya rasa toleransi maka akan tercipta rasa ketentraman, kerukunan, serta nasionalisme dalam hidup bermasyarakat baik antar individu maupun antar kelompok. Jika kita berbicara atau membahas tentang toleransi, secara khusus kita juga membahas salah satu aspek toleransi yang merupakan salah satu poin penting dalam toleransi yang menjadi nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, yakni sikap menghargai dan menghormati sesama. Berbicara mengenai sikap saling menghargai dan menghormati sesama didalam masyarakat, saya telah mendapatkan beberapa bukti implementasi sikap saling menghargai damenghormati antar sesama mahasiswa, misalnya menghargai perbedaan keyakinan (agama) dan suku. - Sikap saling memberi kesempatan dalam berkomunikasi.
Hubungan antar individu maupun antar individu dengan kelompok tentu tidak akan terwujut jika tidak adanya komunikasi, begitu pula dengan lingkungan masyarakat tidak bisa disebut lingkungan jika tidak adanya komunikasi. Komunikasi merupakan modal utama atau dasar dari interaksi yang dilakukan manusia sebagai makhluk soial untuk berhubungan dengan manusia lainnya.Jadi, apakah yang dimaksud dengan komunikasi tersebut? Komunikasi merupakan proses sosial, berarti komunikasi merupakan bagian atau syarat terjadinya kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, komunikasi juga dijadikan sebagai alan penyamaian pesan atau meksud kepada pelaku sosial lainnya seperti individu atau kelompok masyarakat. Komunikasi yang baik melahirkan aura atau suasana yang baik pula, sebaliknya komunikasi yang tidak baik dapat melahirkan aura atau suasana yang tidak baik pula.Jadi komunikasi perlu dilakukan demi menjaga hubungan pertemanan manusia. - Keterbukaan social
Keterbukaan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara. Keterbukaan dapat menghindarkan kesalahpahaman, terutama antar sesame anggota masyarakat. Kesalahpahaman dapat menimbulkan terjadinya konflik, dan konflik tersebut dapat menyebabkan perpecahan didalam masyarakat. Menurut etimoligi Bahasa, keterbukaan berasal dari kata dasar terbukayang berarti suatu kondisi yang didalamnya tidak terdapat suatu rahasia, mau menerima sesuatu dari luar dirinya, dan mau berkomunikasi dengan lingkungan dari luar dirinya.Adapun keterbukaan dapat diartikan sebagai suatu sikap dan perasaan untuk selalu bertoleransi serta mengungkapkan kata-kata dengan sejujurnya sebagai landasan untuk berkomunikasi. Dengan demikian, keterbukaan berkaitan erat dengan komunikasi dan hubungan antarmanusia. Keterbukaan sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial karena keterbukaan merupakan prasyarat bagi adanya komunikasi. Maka dari itu, keterbukaan menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh seseorang, agar tidak melahirkan buruk sangka yang berujung pertengkaran. Saya tidak pernah marah pada orang-orang yang kita sebut hari ini sebagai teroris sebab mereka juga dijebak. Saya hanya percaya bahwa mereka akan diterima di sisi Allah sesuai perbuatan mereka di dunia. Tiga hal di atas mungkin tidak cukup, tetapi setidaknya itu bisa membuat saya sadar bahwa kita memang harus saling memahami.
Note Pena:
"Terorisme adalah paham yang sangat tidak manusiawi, dan memicu radikal pada setiap pahamnya. Tidak ada agama yang mempercayai paham teroris dan mengutuk paling mendalam pada paham radikal terorisme" Ingatlah, semua agama adalah ciptaan Tuhan dan kita wajib menghormatinya karena itu sebagian dari menghormati Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H