Lihat ke Halaman Asli

Sekelumit Kisah Berburu Durian Saat Lebaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13461704611881294999

Lebaran sudah lewat beberapa hari tapi masih menyisakan sepenggal cerita dari saya tentang lebaran dikampung tempat orang tua isteri.

Diceritaken...kok kaya kakek arto ya, jadi saat lebaran seperti biasanya kami sekeluarga berlebaran di tempat orang tua isteri yang kebetulan berada kurang lebih 10 km dari rumah, kalau menurut saya sih karena tidak terlalu jauh bolehlah dikatakan ini mudik ala kadarnya versi keluarga kami, ngga harus repot bawa segala macam bawaan dan persiapan yang menguras tenaga, enteng aja begitu selesai sholat ied langsung meluncur ke TKP alias ke kampung.

So karena biasanya di kampung kami sekeluarga bisa tinggal selama 7 hari, maka persiapan yang banyak paling membawa bekal baju buat anak kami,oh ya kampung nya bernama Dusun Parit Banjar Desa Kalimas Kabupaten Kubu Raya.

Pada saat Idul Fitri 1 Syawal tahun ini, menurut saya sangat beruntung sekali berada dikampung karena bertepatan dengan musim buah durian atau bahasa latinnya: "Durio zibethinus dan sebutan populernya adalah raja dari segala buah" (King of Fruit ). - Link

Jadi kegiatan saya tiap habis subuh dan sore adalah berburu durian dibelakang rumah mertua dengan menyusuri petak tanah kebun dibelakang sampai ke pohon durian.Berdasarkan pengalamaan dan pengamatan yang mendalam setiap hari memungut buah durian ini, akhirnya saya sudah berhasil memetakan lokasi dan titik jatuh buah durian itu dari pohonnya, dimana dan berapa kaki atau meter jauhnya buah durian itu jatuh dari pohon (kok kesannya seperti peneliti ya?).

Jadi hampir setiap subuh berburu buah durian, saya selalu berhasil mendapatkan buah durian yang gugur, tidak banyak memang paling banyak 8-9 butir tiap pagi, kalau sore paling banter juga mendapat sekitar 4-5 butir, tapi lumayanlah buat sarapan pagi durian bagi warga sini yang terbiasa sarapan buah durian saat musim buah ini. Tapi tidak dengan saya yang tidak terbiasa dengan sarapan buah durian tapi sarapan makan roti,bagel,pizza,telur dan segelas air jeruk....loh kok jadi kayak sarapan orang bule ngelantur nih.

Nah kalau dari lokasi kebun yang lain biasanya juga mendapat sekitar 8-9 butir tiap subuh dan tiap sore juga sama, tapi berhubung ini suasana lebaran, aseli rame karena keluarga isteri semuanya pada kumpul tiap tahun jadi walau dibanjiri durian tiap pagi dan sore selalu dan selalu licin tandas dalam satu hari buah durian tanpa ampun dijadikan sarapan bagi kami sekeluarga, paling yang tersisa cuma kulitnya doang dan durian yang buahnya agak menghitam dan tidak terlalu bagus.

Tapi untuk buah yang menghitam ini juga tidak dibuang masih bisa dimanfaatkan bagi warga sini dengan membuat nya menjadi tempoyak yaitu sejenis makanan sebagailauk teman nasi bagi warga melayu disini, kalau pembuatannyasih mudah berikut caranya:

“Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau maupun durian monthong (kurang bagus karena terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan agar yang sudah masak benar, biasanya yang sudah nampak berair. Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi sedikit garam. Setelah selesai, lalu ditambah dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan memengaruhi rasa akhir.

Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas (bukan freezer-nya) namun fermentasi akan berjalan lebih lambat.

Tempoyak yang berumur 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal karena sudah asam namun masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan teri,ikan mas ataupun ikan-ikan lainnya”. (link sumber)

Wah kalau makanan tempoyak ini sih terus terang saya tidak makan karena tidak tahan dengan baunya yang menyengat dihidung, boro-boro mau makannya menciumnya saja bagi saya sudah eneg tapi tidak bagi penikmat tempoyak, menurut mereka very delicious “this is it Tempoyak ala chef Farah”he..he..he.

Selain buah durian yang dijadikan tempoyak, buah durian ini juga bisa bermanfaat ekonomi selain buahnya yang bisa dimakan langsung yaitu : Menjadikan buah durian itu menjadi dodol kalau masyarakat disini menyebutnya Lempok durian dan bisa menjadi oleh-oleh para turis lokal kalau turis asing dipastikan hampir tidak menyukai rasa buah durian ini. Nah kalau sudah berbentuk Lempok tersebut harga jual dan added valuenya menjadi tinggi karena sudah diolah sedemikian rupa dan dikemas cantik untuk menarik minat pembeli,ibarat kata jika para penikmat durian tidak dapat menikmati durian saat panen atau musim buah durian maka sudah ada kemasan bentuk padatnya yaitu berupa Lempok durian itu buat mereka.

Biar baunya menyengat dan membuat panas perut kalau terlalu banyak memakan buah durian ini, tapi buah ini juga banyak mengandung nutrisi yang bermaanfaat bagi tubuh loh asal tidak dikonsumsi secara berlebihan, berikut paparan nutrisi yang terkandung dalam buah durian :

Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)

Energi : 615 kJ (147 kcal)

Karbohidrat : 27.09 g

Serat Pangan : 3.8 g

Lemak: 5.33 g

Protein: 1.47 g

Air: 65g

Vitamin C: 19.7 mg (33%)

Potassium: 436 mg (9%)

Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah atau beku. Brangkasan: 68% (Shell and seeds) Sumber: USDA Nutrient database

Gimana bermanfaat juga kan buah ini walaupun disana yang meneliti belum tentu suka sama rasa dan bau dari buah durian ini.

Demikianlah sekelumit kisah tertinggal saat lebaran kemaren, berburu durian di subuh hari, kok mengetik artikel ini tercium aroma durian ya? Hmmmm.....selidik dan cari rupanya masih ada tertinggal satu biji buah durian hasil oleh-oleh balik dari kampung kemaren,sorry tidak nunggu waktu lagi langsung hajarrrrr....................

“makan duren di malam hari paling enak dengan kekasih dibelah bang di belah enak bang ?, silahkan dibelah” - Dipopulerkan Julia Perez

[caption id="attachment_209212" align="aligncenter" width="461" caption="pohon durian yang sedang berbuah"][/caption] [caption id="attachment_209213" align="aligncenter" width="300" caption="buah durian yang bergantungan"]

13461711951374443532

[/caption]

[caption id="attachment_209215" align="aligncenter" width="300" caption="buah durian yang bergantungan"]

1346171311882517140

[/caption] [caption id="attachment_209217" align="aligncenter" width="300" caption="diameter batang pohon durian yang besar"]

13461714661020864661

[/caption] [caption id="attachment_209218" align="aligncenter" width="500" caption="kumpulan buah durian setiap subuh"]

13461715761968604567

[/caption] [caption id="attachment_209219" align="aligncenter" width="300" caption="hmmmm....celomet celomet"]

1346171664504468200

[/caption] [caption id="attachment_209220" align="aligncenter" width="461" caption="hmmm....yummmy"]

13461717752131063068

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline