"Lo cantik, lo aman". Siapa yang pernah mendengar kata-kata ini? atau kalian pernah tidak merasa temen kalian bisa dengan mudah mendapatkan sesuatu karena parasnya, atau bahkan kalian sendiri pernah merasakannya?. Jika iya, maka kata-kata jika kamu cantik maka kamu aman memang menunjukkan bahwa beauty privilge itu beneran ada. Beauty Privilege sendiri merupakan sebuah konsep yang mengacu pada keuntungan dan manfaat yang dialami oleh invividu yang dianggap menarik secara konvensional oleh masyarakat. Dikutip dari hasil penilitian (Yonce, 2014) yang berjudul Attracktiveness Privilege: The unearned Advantages of Physical Attractiveness bahwa seseorang yang mempunyai beauty privilege akan mendapatkan hukuman yang lebih ringan dibandingkan seseorang yang dianggap tidak memiliki beauy privilege. Lalu sebenarnya apa itu beauty privilege dan apa saja dampaknya bagi perempuan?
Apa itu beauty privilege?
Sejujurnya manusia merupakan makhluk yang lahir dengan fisik yang bermacam-macam sehingga setiap individu mempunyai keunikannya tersendiri. Namun ternyata, masyarakat memiliki kecenderungan untuk menilai penampilan fisik manusia lain, sehingga terbentuklah pengelompokkan berdasarkan good dan bad looking (Yonce, 2014). Dilansir dari Dini dan Listyani (2016), masyarakat sampai saat ini memiliki kesamaan dalam memandang kecantikan, yaitu yang memiliki tubuh kurus, kulit putih bersih, rambut panjang, hidung mancung, hingga tinggi semapai atau jenjang. Nah, karena adanya standar kecantikan ini maka secara gak langsung terbentuklah fenomena beauty privilige.
Lalu apa sih Beauty privilege itu? Beauty privilege adalah suatu hak istimewa yang mengacu pada keuntungan, perlakuan sosial, dan manfaat sosial yang diterima oleh individu yang dianggap menarik atau cantik dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini mencakup karakteristik seperti daya tarik fisik, keremajaan, dan kepatuhan terhadap standar kecantikan masyarakat.
Seberapa berpengaruh Beauty Privilige di Indonesia?
Beauty privilege sangat berpengaruh di Indonesia, salah satunya bisa dilihat dalam dampak sosial. Preferensi terhadap 'standar' kecantikan bisa menimbulkan kesenjangan dalam masyarakat, sehingga individu yang tidak memenuhi standar tersebut atau 'gagal' dalam memenuhi standar tersebut dapat merasakan diskriminasi hingga stigmasasi yang merugikan bagi mereka.
Contohnya saat ingin melamar kerja, pasti kalian pernah dengar ada perusahaan yang mensyaratkan pelamarnya harus 'berpenampilan menarik' atau dalam kata lain 'good looking', iya kan?. Maka, secara tidak langsung hal ini dapat membuktikan bahwa penampilan fisik dipandang lebih penting daripada kecerdasan. Selain itu, di Indonesia orang yang tidak memenuhi standar kecantikan sangat memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan dalam hubungan sosial dan juga menciptakan ketimpangan dalam kesempatan serta aksebilitas dalam berbagai bidang kehidupan yang lain.
Pengaruh beauty privilige terhadap kepercayaan diri
Seseorang yang tidak dapat merasakan sisi positif dari beauty privilege sangat mungkin untuk memiliki rasa tidak percaya diri dalam dirinya. Hal ini karena mereka merasa tidak dapat memenuhi standar kecantikan tersebut sehingga merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka. Karena itu, tak jarang banyak perempuan yang merasa harus memenuhi standar kecantikan sehingga mungkin sekali adanya tekanan yang berlebih dan dapat memicu perasaan tidak layak pada dirinya sendiri. Jika hal ini terus terjadi maka tentu saja dapat menyebabkan stres, kecemasan, hingga depresi. Kalau sudah terjadi hal ini, maka kegiatan sehari-hari juga akan sangat ikut berdampak buruk, terlebih pekerjaan.
Padahal sejatinya, manusia diciptakan beragam dengan segala keunikan. Mulai dari warna kulit, bentuk badan, bentuk hidung, hingga warna mata yang bermacam-macam. Perlu kalian ketahui, bahwa kalian cantik mau bagaimanapun bentuk fisiknya, entah dengan kulit yang eksotis, hidung yang mungil, hingga rambut keriting yang indah. Kalian harus bangga dengan bentuk fisik kalian mau bagaimanapun bentuk dan warnanya.
Mari hargai diri kalian sendiri dan tidak usah mengikuti standar kecantikan yang membuat diri kita tidak nyaman. Merawat diri untuk menjadi versi terbaik dari diri kalian harus kalian lakukan UNTUK DIRI KALIAN SENDIRI bukan untuk memenuhi standar kecantikan yang ada.