Pak Oleh sangat takut divaksin. Beberapa berita yang begitu bombastis tersebar di media online. Efek yang menakutkan dari vaksin. Bahkan yang meninggal pun. Setiap saat pak Oleh selalu berdebar-debar karena ketakutannya. Sampai temannya bilang gak perlu lagi baca berita yang bikin kita takut.
"Pak Oleh harus senang-senang hatinya," tukas temannya.
"Tapi beritanya sangat mengerikan. Kalau gak ikut boleh gak ya?"
"Harus ikut Pak, sebagai partisipasi agar herd immunity tercapai, biar pandemi segera berakhir."
Pak Oleh manggut-manggut walau hatinya masih menolak.
"Kalau banyak yang gak mau bagaimana bisa mencapai herd immunity dong Pak," tukas temannya lagi.
Sungguh Pak Oleh semakin ragu. Setiap saat jantungnya berdebar-debar apalagi pelaksanaan vaksin sudah semakin mendekat.
Ketakutan Pak Oleh semakin menjadi. Dia mulai cari alasan untuk gak ikut vaksin. Tapi istri dan anaknya tahu akal-akal Pak Oleh. Pak Oleh tak berkutik lagi. Dia besok harus vaksin.
"Bapak, itu bukan hanya butuh tubuh yang sehat tapi psikis yang sehat. Kalau cemas malah hasilnya berpengaruh," tukas anaknya.
Pikiran Pak Oleh berputar-putar terus. Saking ketakutannya itu mempengaruhi alam pikiran bawah sadaranya. Saat mulai tidur alam bawah sadarnya mulai bercengkerama dengan ketakutan yang dibuatnya sendiri. Pak Oleh dibawa dalam ruang gelap.
----------------