Lihat ke Halaman Asli

Hastira Soekardi

TERVERIFIKASI

Ibu pemerhati dunia anak-anak

[Cerita Untuk Anak] Tongkat Ajaib

Diperbarui: 17 Januari 2020   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : clipartstation.com

Ika selalu suka kalau ikut ibunya kerja di rumahnya Klara. Memang bu Broto di lingkungannya termasuk  orang yang kaya raya. Semua orang juga tahu. Ibunya memang kerja di sana untuk membersihkan rumahnya. Ika suka ikut dan selalu suka kalau sudah berada di kamar Klara anaknya bu Broto. Begitu banyak buku cerita di sana. Ika suka sekali membacanya. Kalau sudah di sana , dia akan asyik dengan bukunya. Sampai disuruh pulangpun segan  rasanya.

Tentu ini kalau gak ada Klara. Kalau ada mana bisa Ika bisa leluasa membaca bukunya.  Ika memang suka membaca. Dia rajin ke perpustkaan di dekat alun-alun kota. Di sana dia bisa asyik membaca tapi di sana koleksi bukunya kalah menarik dengan yang ada di kamar Klara. Kalau saja ia diijinkan bisa membaca bukunya Klara , Ika pasti bakal suka sekali. Tapi Ika tahu sekali watak Klara, anak manja yang memang gak suka bebagi dengan yang lainnya.

Pernah satu kali Ika datang dan di sana ada Klara. Bu Broto menyuruh Klara untuk mengajaknya main . Hati Ika sudah gembira , tapi kenyataannya Klara memang mengajaknya ke kamar tapi dia melarang Ika untuk menyentuh barang-barang miliknya. Katanya takut kotor. Akhirnya Ika hanya duduk-duduk saja sambil melihat Klara yang bermain sendiri.

            "Aku ke belakang dulu ya , Klara." Ika akhirnya beringsut meninggalkan kamar Klara setelah lama ia diabaikan begitu saja oleh Klara.

            "Loh, sudah selesai mainnya?" tanya bu Broto. Ika hanya mengangguk dan segera pamitan pulang. Semenjak itu Ika tak mau lagi kalau diajak main .

Kadang Ika selalu bermimpi, andai saja dia orang kaya, tentunya dia bisa membeli buku apa saja yang ingin dia baca. Membayangkan saja sudah terasa bahagai hatinya, tapi buru-buru Ika menyadarkan diri, karena semua itu tak mungkin . Ika hanya berharap dia bisa diam-diam membaca buku Klara kalau Klara lagi tak ada di rumah. Hanya itu caranya.

Kadang Ika juga suka ke toko buku, bukan untuk membeli tapi hanya membaca. Ika tahu kalau terlalu lama di sana bakal diusir, makanya hanya satu atau dua buku tipis yang dia baca di sana.Kalau ada kesempatan lagi Ika akan pergi ke toko buku  atau perpustakaan di alun-alun kota. Tapi suatu waktu Ika bertemu dengan nenek-nenek tua. Nenek tua memberikan sesuatu untuknya.

            "Ini buat kamu, tongkat ini bukan tongkat biasa tapi tongkat ajaib,"tukas nenek itu. Ika melihat tongkat itu. Tongkat biasa dengan ujungnya berbentuk bintang. Ika rada sangsi.

            "Memangnya ajaibnya dimana, ini hanya tongkat biasa,"celetutuk Ika. Nenek itu mulai tertawa. Giginya hitam dan keropos. Ika bergidik ketakutan. Ika beringsut ke belakang.

            "Hey, kenapa kamu takut? Kemarilah aku tak akan menggigitmu." Nenek itu menyodorkan tongkat tersebut pada Ika. Ika meraihnya dan ia pikir ambil saja toh Ika tak mengaanggap tongkat itu ajaib.

            "Hati-hati dijaga tongkat itu ya, jangan sampai hilang,"tukas nenek itu yang tiba-tiba menghilang. Ika hanya mengangkat bahu dan pergi menuju rumahnya. Sampai di kamarnya dia menatap sekali lagi tongkat itu. Apa istimewanya tongkat ini. Tak ada. Iak membuang tongkat itu ke keranjang sampah sambil bergumam, andai saja tongkat bisa memberinya buku cerita. Tak disangka di depan Ika sudah ada beberapa buku cerita. Ika terbelalak kaget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline