Lihat ke Halaman Asli

Hastira Soekardi

TERVERIFIKASI

Ibu pemerhati dunia anak-anak

Cerpen | Bait-bait Puisi untuk Fariz RM

Diperbarui: 6 September 2019   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : www,pixabay.com

Banyak siswa-siswa lalu lalang di depan perpustkaan, aku menunggu Zee yang janji jam sebelas  datang ke perpustkaan tapi sudah hampir jam duabelas dia belum juga menampakan hidungnya di hadapankui, belum lagi perutku mulai terasa berbunyi menandakan untuk segera diisi.

"Sori, Mar," Zee terengah-engah sampai di hadapanku.

" Enak saja elu minta maaf, gue hampir mati berdiri nungguin elu," ku tepok jidatnya.

"Aduh, sakit tahu," sambil memegang dahi yang baru saja kutepok. Sebetulnaya aku ingin menonjoknya keras-keras, apalagi aku sekarang sudah gak ada minat lagi untuk ke perpustakaan karena perutku kosong.

"Ke kantin yuk," ajak aku dan mulai menggeret Zee yang masih kepayanhan karena berlari tadi.

"Ih, katanya mau ke perpustkaan, jangan cepat cepat Mar, aku masih cape." Tetap kugeret dia karena gara-gara dia urusanku ke perpustakaaan jadi gagal total dan perutku sudah minta diisi.

Aku mencari tempat duduk dan mulai memesan makanan dan kukejar Zee dengan  banyak pertanyaan. Jadi dia lebih bela-belain mengirim puisinya di kantor pos yang katanya lagi penuh dengan  orang yang  mau ambil pensiunan daripada janjinya menemaniku. Benar-benar pemuja rahasia yang tak tahu malu!!!.

Zee memang sangat memuja penyanyi kodang saat itu Fariz RM , setiap saat selalu yang dibicarakan selalu tentang Fariz, dan aku sudah bosan dengan celotenannya yang kadang membosankan bagiku. Untuk apa menjadi pemuja rahasia untuk penyanyi terkenal yang tentu tak akan merespon walau terus-terusan dikirimi puisi oleh Zee, tapi anehnya dia selalu yakin kalau suatu saat Fariz akan menjawab suratnya.

"Mar, Maria," jeritnya menghampiriku sambil menunjukan surat yang katanya sih balesan dari Fariz.

"Jangan mimpi Zee, paling yang bales asistennya, mana sempat Fariz sendiri yang balas," sergahku sambil meletakan jari telunjukku di dahiku .

"Pikir Zee, pikir , elu terlau terobesei ama dia," koarku , sungguh aneh , mana mungkinlah penyanyi top seperti Fariz menjawab sendiri surat dari penggemarnya. Tapi aku lihat Zee tak pernah peduli dengan omonganku,dia tetap merasa kalau Farizlah yang menajwab suratnya. Ya, sudahlah rasanya bebal harus berdebat dengan orang yang lagi kesengsem dengan pujaan hatinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline