Sewaktu menginap di hotel Surya Yudha di kota Purwokerto, saat makan pagi di sisi kiri pintu masuk ruang makan ada pria yang menyanyi Jawa dengan iringan alat musik siter.
Suaranya merdu berpadu dengan suara petikan siter. Damai sekali mendengarnya. Kupingku mendengar suara yang melembutkan jiwa. Benar-benar memang musik yang bagus adalah musik yang bisa memberikan ketenangan hati.
Siter alat musik petik yang berasal dari Jawa Tengah hampir mirip dengan kecapi dari Jawa Barat. Tentunya ada perbedaan yang jelas terlihat saat melihat siter. Kalau kecapi saat dimainkan alatnya diletakan horisontal sedang siter dipasang vertikal.
Siter lebih pendek dibanding dengan kecapi. Panjang siter sekitar 30 cm saja. Terbuat dari kayu berbentuk kotak berongga dan berdawai. Siter mempunyai 12 nada yaitu dari kiri ke kanan: 2, 3,5,6,1,2, 3.
Ciri khas dari siter ialah satu senar disetel di nada pelog dan senar lainnya di nada slendro. Sumber bunyi dari siter adalah dawai yang terbuat dari kawat. Alat ini dimainkan dengan cara dipetik oleh ibu jari kiri dan kanan. Juga bisa memainkan melodi sendiri. Siter juga terdapat dua sisi, atas dan bawah.
Cara memainkannya dengan menggunakan ibu jari sedang jari lainnya digunakan untuk menahan getaran saat senar yang lain dipetik. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan dengan jari tangan kanan letaknya berada di bawah senar dan jari kiri di atas senar.
Siter biasanya dipakai untuk gamelan, siteran tapi bisa juga untuk gamelan lainnya. Bahkan bisa dimainkan tanpa ada gamelannya. Ternyata peran siter dalam gamelan itu cukup penting. Hal ini karena suara siter bisa mengimbangi suaar saron dan gong. Jadi siter bisa disamakan dengan treble. Kemudian kata siter itu berasal dari bahasa Belanda, citer dan bahasa Inggrisnya, zither.
Suara merdu siter begitu mengalun indah. Nada-nadanya teratur dan dipadu dengan suara nyanyain Jawa yang memukau. Ah, rasanya hal seperti ini jarang sekali ada. Jadi ini seperti obat rindu akan musik tardisional yang semakin kurang diminati.
Bapak tua ini mungkin sudah lama menggeluti alat musik ini, tapi apakah generasi muda banyak yang belajar alat musik siter. Mereka lebih tertarik dengan gitar dan sejensinya , padahal suara siterpun tak kalah merdunya.
Serasa pulang ke kampung dan duduk di sawah dan alunan nada dan lagu Jawa terdengar. Damainya. Perut kenyang dan hati gembira. Siter dan nyanyain yang dinyanyikan bapak ini membuat kebahagian tersendiri dan menjadi memori yang tak terlupakan. Hidup Siter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H