; hassanah
''Kenapa kau suka keluar di jam segini?'' Kau duduk di sebelah perempuan berjaket dengan rambut tergerai, di atas amben tua. Matamu menatapnya dari samping, lalu mengikuti arah pandangannya.
''Untuk melihat bintang.''
''Bintang?''
''Ya, bintang.''
''Kenapa?''
''Karena aku menyukainya.''
Hening. Dia menoleh dan mendapatimu tengah menatapnya. Alismu sedikit naik sehingga ada gelombang samar di keningmu.
''Tapi wajahmu tidak menunjukkan itu,'' kau berujar secara spontanitas.
Dia menekuk kaki, lalu memeluknya. Bibirnya mengatup, manyun, kemudian dehaman meluncur begitu saja. Bulatan cokelat terang pada biji matanya menyorot sudut kanan atas, lalu sudut kiri bawah, lalu dia berkedip. Kau merasa dadamu bergemuruh saat itu juga.