Lihat ke Halaman Asli

ON-FIT, Inovasi Pupuk Organik Jerami Padi Karya Mahasiswa UB

Diperbarui: 21 Mei 2017   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jerami padi merupakan batang padi sisa hasil panen. Jumlahnya yang sangat banyak, dapat menjadikan jerami padi ini menjadi limbah di masyarakat. Pemanfaatan jerami padi selama ini belum dilakukan secara maksimal. Jerami padi hanya dijadikan sebagai pakan ternak dan bahkan langsung dibakar di areal persawahan. Namun tindakan pembakaran jerami padi di sawah hanya akan merusak kandungan dan struktur tanah itu sendiri. Jerami padi memiliki manfaat untuk memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki kondisi tanah dan mengurangi kekerasan tanah. Hal tersebut disebabkan karena saat panen padi, jerami mengandung 1/3 jumlah hara N, P dan S dari total hara tanaman padi serta kandungan K mencapai 89 persen. Melimpahnya sumber hara dalam jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk organik. Kebutuhan pupuk di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Salah satu daerah penghasil jerami padi ini adalah Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Di Desa Ploso ini memiliki luas panen padi sekitar 518 hektar dan jerami padi yang dihasilkan mencapai 5-8 ton dari setiap hektar sawah.

Oleh karena itu, 5 mahasiswa dari Universitas Brawijaya, yaitu Abu Hasan (2015), Anjar Puji Astuti (2015), Ahmad Sultonul Fikri (2015), Juprihani (2015) dan Meris Novarista C. (2014) melakukan suatu program pengabdian masyarakat untuk mengolah jerami padi tersebut menjadi pupuk organik padat dan cair. Program ini diberi nama “ON-FIT”. Program ini merupakan bagian dari PKM-Pengabdian Masyarakat yang mendapatkan pendanaan PKM Dikti tahun 2017. ON-FIT ini dilaksanakan di Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Masyarakat sasaran yang dituju dari program ini adalah anggota karang taruna di desa tersebut. Ketua Karang Taruna Desa Ploso (Bapak Lukman) mengatakan, “Masyarakat Desa Ploso ini mengalami ketergantungan terhadap pupuk kimia, sehingga dengan adanya program pembuatan pupuk dari jerami padi ini diharapkan akan membuat masyarakat sadar jika penggunaan pupuk kimia memiliki dampak yang tidak baik”. Selain itu, Kepala Desa Ploso (Bapak Konsum) juga menambahkan, “Saya sangat senang dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk jerami di desa ini, karena bisa memberikan wawasan bagi masyarakat di desa saya”. Program pembuatan pupuk organik dari jerami ini meliputi pelatihan pembuatan pupuk, pelatihan pengemasan pupuk hingga pelatihan pemasaran pupuk yang dibuat. Harapannya dengan pelaksanaan program ON-FIT yang sampai pada tahap pemasaran produk akan membantu masyarakat di Desa Ploso dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline