"Suatu saat nanti akan aku beli mulut mereka yang merendahkanku, meremehkanku, tidak menghargai kehadiranku".
Dalam sebuah wawancara Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla bersama Rocky Gerung di RGTV, membahas masalah politik dan termasuk hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebenarnya dulu Jokowi menolak ajakan Jusuf Kalla untuk masuk Jakarta, alasan Jokowi karena tidak mewakili partai. Ketua Umum (Ketum) PDI-P Megawati Soekarnoputri juga awalnya tak mengizinkan Jokowi dibawa ke Jakarta.
"Ibu Mega awalanya enggak mau, ya nanti kita survei, satu bulan kemudian Ibu Mega setuju," demikian Jusuf Kalla. (Baca berita di Dulu Terkesima Sampai Bujuk Megawati, Kini JK Kaget Lihat Gimana Berubahnya Jokowi: Kok Beda).
Baca juga: Jokowi Vs Surya Paloh? NasDem Harus Tarik 3 Menterinya sebelum di Reshuffle
Jusuf Kalla mengakui bahwa dirinyalah yang mengawal dan mendorong Megawati untuk membawa Jokowi ke Jakarta, ahirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI ke-7.
Sukses story antara Jusuf Kalla dan Jokowi sudah pernah penulis tulis artikelnya di sini, dan ini pula sudah menjadi rahasia umum sebenarnya di kalangan elit bangsa dan malah di pahami elit antar negara.
Penulis sedikit ingin menyampaijan bahwa apa yang disampaikan oleh Jusuf Kalla itu merupakan tanda pecahnya hubungan Jokowi dengan Megawati serta mungkin pada Jusuf Kalla sendiri, akibat beda jagoan.
Baca juga: Jokowi Terjepit tapi Malah Menjepit, Rakyat Belajar Politik
Memang benar bahwa Jusuf Kalla merasakan berbeda Jokowi dulu dan sekarang, itu sudah pasti. Jokowi tentu tidak bisa dipaksakan mendahulukan rasa daripada akal.