"Politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun kita harus mengeluarkan banyak uang."-Will Rogers
Artikel ini tidak banyak membahas apa-apa tentang kenapa Presiden Jokowi manut pada relawannya? Kenapa menghargai pendapat relawannya?.
Cuma relawannya kadang tidak tahu diri dan lepas kontrol, mungkin karena ketakutan kehilangan posisi saja pasca Presiden Jokowi berkuasa, ya itu normal dan wajar saja.
Ternyata Presiden Jokowi mampu berenang diantara penguasa partai politik (parpol) sementara Jokowi tidak miliki dan kuasai parpol, namun mampu meremote parpol secara tidak langsung.
Baca juga: Ini Sebabnya Presiden Jokowi Tidak Dukung Puan Jadi Capres 2024, Lalu Siapa?
Jadi penulis hanya ingin flashback artikel-artikel atas analisa sebelumnya tentang kondisi dan strategi Presiden Jokowi menghadapi kandidasi Pilpres dan kemana arah dan tujuannya. Nampak terjepit, tapi malah bisa menjepit parpol.
Seperti "Mengulik Arah Dukungan Jokowi dan Sumber Keruwetan Kandidasi Pilpres". Bahasan ini juga basis analisanya sudah saya urai di "Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024".
Baca juga: PDIP-Gerindra Koalisi: Dua Paslon Pilpres 2024, Ini Ditakutkan SBY?
Sebenarnya Presiden Jokowi dan Megawati itu sejak 2019 memang bermaksud mendukung Prabowo Subianto Ketum Gerindra sebagai kandidat capres, dengan prediksi Puan Maharani sebagai cawapres.
Baca juga: Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024