Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pengembangan Desa Wisata Bebas Sampah

Diperbarui: 6 November 2022   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman Kentang di Desa Wisata Dataran Tinggi Dieng dengan pupuk organik berbasis sampah. Sumber: Dokpri.

Dalam artikel ini, penulis akan berikan kiat dan strategi dalam mengembangkan Desa Wisata bebas dari sampah kepada para pengelola kawasan, agar kawasannya bisa memberdayakan sampah menjadi bernilai ekonomi, sekaligus menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat.

Penulis coba sinkronisasi tema yang disiapkan oleh admin Kompasiana yaitu "Nyalakan Gen Kreatif Masyarakat, Bangkitkan Perekonomian Indonesia Melalui Desa Wisata" dengan kaitan pengelolaan sampah menjadi pupuk organik menuju Indonesia Bersih, Hijau dan Sehat.  

Berbagai lokasi Desa Wisata yang penulis sempat kunjungi di Indonesia dan hampir pasti belum ada Desa Wisata yang serius dan fokus melakukan pengelolaan sampah mengikuti arah regulasi. Pada ahirnya pengelolaan sampah di Desa Wisata belum mampu berkelanjutan (sustainable), sehingga tidak mendapatkan efek sosial, edukasi dan ekonomi didalamnya.

Sangat penting pengelolaan sampah ini dirancang khusus dalam menunjang Desa Wisata agar dapat berkelanjutan dalam semua asfek, karena tanpa pengelolaan sampah yang benar akan memengaruhi semua aktifitas. Semuanya diharapkan mampu mendukung pengelolaan Desa Wisata dalam memberi nilai tambah bagi masyarakat di wilayahnya.

Pengelolaan sampah yang berkelanjutan disebuah wilayah dan khususnya pada Desa Wisata haruslah melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada dalam kawasan wisata. Hal ini merupakan sebuah rahasia suksesnya dalam pengelolaan sampah. 

Semua rumah tangga diintegrasi dalam pengelolaan sampah secara profesional agar bisa mengangkat dan mengembangkan pengelolaan sampah dengan pelibatan warga desa secara langsung sebagai produsen sampah. 

Penulis bersama Sandiaga Uno dan  memberikan pelatihan olah sampah menjadi pupuk organik di Desa Wisata Provinsi Jawa Tengah. Sumber: DokPri. 

Jadi pengelolaan sampah yang benar adalah dengan melibatkan semua masyarakat atau warga yang ada di kawasan tersebut dan tidak hanya diserahkan pada petugas kebersihan yang ada. Jadi terjadi sinergi antar pihak dalam wilayahnya. 

Hal program tersebut, pada kesempatan bulan lalu, penulis sempat melakukan audience dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno untuk mendapatkan dukungan dalam rangka pengembangan Desa Wisata Bebas Sampah, di Kantor Menparekraf, Jakarta (18/10/2022).

Pokok materi program pengelolaan sampah di Desa Wisata yaitu terlebih dahulu menguatkan kelembagaan pengelolaan sampah lokal dan basis regulasinya, agar bisa mengangkat potensi kearifan lokal dan ekonomi kreatif berbasis sampah secara berkelanjutan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline