Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Autopsi, Kunci Utama Insiden Polisi Tembak Polisi

Diperbarui: 25 Juli 2022   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Autopsi. Sumber: Kompas

"Insiden tembak menembak atau penembakan - misterius - di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo masih meninggalkan banyak kejanggalan, mulai dari berbagai kondisi di tempat kejadian perkara (TKP) sampai dengan dugaan kemungkinan berbagai skenario yang dibuat."

Pemberitaan masih simpang siur atas kejadian atau insiden Polisi tembak Polisi di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri Irjen Polisi Ferdy Sambo, kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB.

Dalam analisa berdasar pemberitaan yang banyak beredar, bisa diduga ada dua kasus atau korban, pelecehan pada perempuan "PFS" (Istri Irjen Pol Ferdy Sambo) dan pembunuhan terhadap lelaki Novriansyah Yoshua atau Brigadir "J". Apakah berhubungan atau tidak?!. Entahlah.

Menyambung artikel sebelumnya "Polisi Tembak Polisi, Memilukan dan Memalukan", kini coba sedikit fokus soal korban Brigadir "J". Benarkah terjadi tembak menembak? apakah korban ditembak atau dibunuh dengan cara lain?!. 

Yuk kita tunggu hasil pemeriksaan Polisi, mana yang benar, ini hanya sekedar analisa sederhana seorang rakyat yang ikut penasaran dan mencoba untuk sedikit menganalisa jalannya peristiwa.

Apalagi pemberitaan baru terekspose luas ke publik tiga hari setelah kejadian, tentu "masih diduga" saat itu dan sampai sekarang masih dalam dugaan "tembak menembak modus pelecehan" antar dua polisi, sama-sama ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo. Dimana korban Brigadir "J" diperbantukan sebagai sopir istrinya, yaitu "PFS".

Menjadi aneh dan pertanyaan besar publik, bahwa kenapa tidak terekspose secepatnya ke publik setelah tim Polres Jakarta Selatan datang di tempat kejadian perkara (TKP) yang "katanya" mendapat informasi langsung dari Irjen Pol Ferdy Sambo setelah tiba di TKP atas informasi dari istrinya bahwa ada insiden. 

Semua masih serba tanda tanya, termasuk klinik tempat Irjen Polisi Ferdy Sambo di PCR harus diperiksa sebagai saksi, periksa CCTV di klinik tersebut bahwa benarkah "FS" ada disana?. Lalu kenapa mesti PCR, untuk apa?

Sementara di hari "H" insiden, Polisi sendiri sudah datang investigasi awal pada posisi locus delicti atau melakukan olah TKP. Menjadi tanda tanya pula karena belum terekspos saat itu secepatnya oleh Polri, minimal 1x24 jam pada hari itu juga.

Lalu siapa yang punya inisiatif awal segera membawa dan membiayai jenazah korban Brigadir "J" ke kampung halamannya di Kabupaten Muaro Jambi dan kenapa jenazah tidak di autopsi oleh Polisi sebelum dikebumikan?. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline