Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Sinergi Program Vokasi dan Tematik dalam CSR Sampah

Diperbarui: 5 Juli 2022   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Perusahaan Corporate Sosial Responsibility (CSR) juga butuh pendampingan program yang berkesesuaian pemberdayaan masyarakat dengan amanat regulasi CSR, agar terwujud maksud daripada investasi sosial dan bisnis perusahaan. Sekaligus CSR dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai penerima manfaat dan pemerintah sebagai regulator dan fasilitator." H. Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Surabaya.

Dalam mengefektifkan dan efisiensi program CSR, dunia pendidikan segala jenjang, lebih khusus perguruan tinggi perlu diberi atau berinisiatif mengambil ruang kerja sama atau disinergikan dengan pembelajaran dan praktik tematik dan vokasi secara bersamaan dalam satu kegiatan pengabdian di masyarakat.

Merupakan bentuk dan kelancaran usaha dari kegiatan pengintegrasian pengetahuan, keterampilan, menggali daya kreatif dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran serta pengabdian pada masyarakat yang menggunakan sebuah tema pengelolaan sampah, sampah adalah tanggungjawab bersama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan cq: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perlu mendorong perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk melakukan program terkait dalam sistem Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang dilakukan secara sinergi antara tematik dan vokasi dengan tema peran penting regulasi dan bisnis pengelolaan sampah. Harus benar-benar terpatri dan teraplikasi dengan baik oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).

Perguruan tinggi perlu mengambil peran yang serius dan fokus dalam mengatasi permasahan sampah di Indonesia, sebagaimana pula Kemendikbud telah masuk dalam Perpres No. 97 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jaktranas Sampah).

Dalam pengelolaan dan pengolahan sampah, sangat dibutuhkan institusi independen ikut serta dalam mengurai permasalahan sampah. Selain dalam bentuk kurikulum, muatan lokal, juga melalui pengembangan tematik dan vokasi baik pada mahasiswa maupun pada masyarakat secara integral dan tersistem dengan rapi, agar bisa massif dan berkesinambungan dari sabang sampai merauke.

Selain pengembangan dan pengabdian pada masyarakat, perlu integrasi pendidikan dan pelatihan vokasi dan tematik dengan bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan, disatukan dalam satu program KKNT. Gabungan antara dunia pendidikan dan dunia usaha melalui pemanfaatan dana CSR dalam kelancaran program.

Perusahaan CSR juga perlu pendampingan program yang berkesesuaian dengan amanat regulasi CSR, agar terwujud maksud dari pada investasi sosial dan bisnisnya pada perusahaan pemilik CSR, untuk menghindari program yang keluar dari amanat regulasi CSR.

Sekaligus bisa dinikmati oleh masyarakat sebagai penerima manfaat dan pemerintah sebagai regulator dan fasilitator dari CSR, semua bersatu dalam satu bingkai program yang terstruktur, sistematis dan masif.

Masyarakat butuh pendampingan dalam pilah/olah sampah, agar bernilai ekonomi tinggi. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline