"Carica atau Karika, buah pepaya kerdil yang hanya bisa tumbuh beradaptasi di daerah yang memiliki ketinggian 1.500-2.000 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kriteria daerah seperti itu ada di Bedugul Bali dan Kawasan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah, bisa jadi masih ada daerah lain di Indonesia belum ditemukan"
Buah Carica bukan buah aseli Indonesia. Carica pertama kali dibawa oleh Belanda pada masa Perang Dunia II dari dataran tinggi Andes, Amerika Selatan. Penjajah Belanda pada waktu itu memilih Dieng untuk uji coba. Setelah pendudukan Jepang di Indonesia, Carica hilang dari permukaan.
Banyak manfaat buah Carica antara lain getah dan buahnya memang dipercaya mengandung bahan kimia yang berguna untuk bahan obat-obatan dan kosmetik, pohon Carica berbuah sepanjang tahun dan puncaknya pada bulan Maret-Mei.
Kandungan serat yang tinggi dapat melancarkan pencernaan, termasuk kandungan pepain yang dapat menetralkan PH dan membunuh bakteri jahat dalam usus. Juga mengandung vitamin A yang baik untuk mata dan kulit.
Informasi yang penulis dapatkan dari Pak H. Masyhud Ali (Kepala Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sekaligus pemilik atau kordinator Kelompok Usaha Bersama (KUB) pengolahan Carica Permata Dieng.
Bisnis Carica mulai menggeliat di tahun 1980an. Secara perlahan, manisan itu diterima oleh pasar lokal dan berkembang hingga saat ini ke pasar nasional dan bahkan sudah ekspor.
Pepaya kerdil Carica ini hanya dikembangkan di Dieng, namun di Bedugul Bali kurang dibudidayakan. Di Bali sendiri, buah itu diberi nama Gedang Memedi.
Tapi menurut pantauan, karena mungkin di Bali berpikir ke pemasaran, harus terlebih dahulu berhubungan "pelabelan halal" bisa jadi ribet.
Dieng berposisi pada 12 Desa yang dimiliki 3 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Wonosobo, Banjarnegara dan Batang. Dengan 2 akses utama menuju Dieng adalah Wonosobo dan Batang. Pada umumnya pengunjung melewati Kab. Wonosobo bila hendak rekreasi ke Dieng.