Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Tumbuhkan Ekonomi Kreatif Gerabah di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 7 Oktober 2020   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Penulis dan Gerabah produksi pengrajin di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes (1/10). Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF

Sektor ekonomi kreatif melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Koperasi menjadi kekuatan ekonomi bangsa Indonesia. Mampu menahan krisis pada tahun 1998 dan 2008. Tapi beda di masa pandemi Covid-19, mereka tidak dapat bertahan tanpa bantuan stimulus teknis dan non teknis.

Pada kesempatan melakukan survey sampah dan kondisi UMKM masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah (1/10). Sempat berkunjung ke salah satu dusun atau kampung pengrajin gerabah di desa bagian selatan barat Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.

Kampung Gerabah itu tepatnya di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, umumnya penduduk di sana memiliki keterampilan khusus sebagai pengrajin Gerabah dari Tanah liat. 

Sebagai mata pencaharian selain petani. Pejabat, pengusaha atau wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan manca negara datang berkunjung dan belajar di desa ini untuk membuat berbagai macam produksi gerabah yang terbuat dari tanah liat mix pasir halus.

Dalam kunjungan Penulis di salah satu lokasi pengrajin yang ditemani Mas Armin seorang Jurnalis lokal  - Transmetronews - Kabupaten Brebes dan Kepala Dusun Anjun Mas Ali Hidayat dan Irwan dari GiF Jawa Tengah. Penulis banyak mendapat informasi dan ide rencana pengembangan para pengrajin pasca pandemi Covid-19.

Keterangan YouTube: Kondisi pengrajin dalam memproduksi Gerabah di Brebes. Sumber: Asrul #GiF 


Penulis banyak menerima masukan dan keluhan sekaligus harapan para pengrajin gerabah kepada pemerintah dan pemda, khususnya dalam mempertahankan tradisi keterampilan gerabah ini yang hampir punah ditelan zaman. Industri kreatif ini merupakan sebuah industri seni dan tradisi keterampilan yang bisa punah bila diabaikan.

Apalagi ditengah pandemi Covid-19 sepanjang Tahun 2020 ini banyak pengrajin di Dukuh Anjun tinggalkan kampung mencari pekerjaan di Kota, umumnya mereka merantau ke Jakarta menjadi kuli bangunan atau kerja di pabrik-pabrik yang tersebar di Jabodetabek.

Menurut pengakuan para pengrajin, banyak pesanan khusus gerabah dari luar kota. Seperti restoran atau pengusaha kembang atau nurseri dari Jakarta, Jogja, Bandung, Surabaya dan bahkan pesanan datang dari Makassar dan Manado.

Ilustrasi: Gerbang kampung pengrajin gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF

Umumnya keluhan mereka para pengrajin itu sangat klasik yaitu usaha mereka terkendala pada modal dan pemasaran. Juga mereka sama sekali tidak pernah tersentuh bantuan atau stimulus dari pemerintah dan pemda.

"Banyak sudah pejabat yang sudah berkunjung, Tapi hanya meminta data tenaga kerja, menanyakan jenis produk lalu foto-foto, tapi tidak ada follow up bantuan atau fasilitas" demikian salah seorang pengrajin kepada penulis yang dibenarkan oleh Kepala Dusun Anjun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline