Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Strategi Sandiaga Menjaga Kekondusifan Menuju Pilpres 2024

Diperbarui: 22 September 2020   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha dan politikus Indonesia, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sumber: Tribunnews.Com

"Kebijakan dibuat untuk kepentingan rakyat. Tapi lebih banyak kepentingan pembuat kebijakan telah membunuh rakyat"

Setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Prabowo) masuk Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Prabowo dipercaya Jokowi menjadi Menteri Pertahanan, praktis Partai Gerindra yang didirikannya harus menjadi pendukung Jokowi.

Tidak terkecuali Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi), Pengusaha sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai  Gerindra harus ikut gerbong Prabowo (pasangan Sandi pada Pilpres 2019) untuk ikut mendukung menantu Jokowi di Pilwali Medan 2020. 

Apapun itu Sandi tidak bisa disalahkan, karena kader Partai Gerindra. Sandi tentu harua menjalankan tugas dan amanah partainya, maupun karena memang menjadi strategi Sandi sendiri untuk menjaga kondusifitas atau menciptakan perjalanan mulus karir politiknya menuju "penjaringan bakal calon" Pilpres 2024 dari partai penyokong pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selain Partai Gerindra itu sendiri.

Membaca arah atau karir politik Sandi pada perhelatan Pilpres 2024 yang akan datang, sepertinya Sandi mencari titik aman untuk bisa dicalonkan dari berbagai partai. Termasuk dari kubu partai pendukung Jokowi pada Pilpres 2019 yang lalu.

Terlepas menang atau kalah nantinya atas pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman  di Pilwalkot Medan, Sumatera Utara. Setidaknya Sandi sudah mengambil kesempatan dan memanfaatkan momentum politik Pilkada. 

Tentu Sandi ingin mencari simpati dalam momentum tersebut menuju Pilpres 2024, itu merupakan investasi politik Sandi ke depan. Setidaknya Sandi berkesempatan menyegarkan namanya kembali pada publik atau masyarakat Indonesia menuju Pilpres 2024.

Bagi penulis, Sandi tidak salah melakukan semua itu dan wajar-wajar saja dalam dunia politik. Karena selain membantu Bobby di Medan, Sandi juga harus turun membantu seluruh daerah dimana Partai Gerindra ikut Pilkada di bulan Desember 2020.

 "Ketika politik mengajarkan bahwa tugas politikus sesungguhnya melaksanakan kehendak rakyat, namun, yang terjadi mereka hanya mementingkan dirinya sendiri."-Joseph Schumpeter

Kenapa Sandi mau ikut sebagai Tim Sukses Bobby menantu Jokowi ? Karena menurut penulis adalah Sandi mempertimbangkan untuk masuk "perhatian dan perhitungan" partai dengan mudah dalam penjaringan bakal calon Presiden atau Wakil Presiden dari partai-partai besar penyokong Jokowi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline