Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Air dan Sampah sebagai Sumber Kehidupan

Diperbarui: 4 September 2019   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Payung sebagai pertanda menahan dan mengelola air dan sampah ke laut. Sumber: Facebook

Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. [QS. Al-Furqan:48]

Dalam ayat tersebut diatas, Allah  SWT menyebutkan bahwa hujan turun sebagai Rahmat, "Ma'aan thohuran, air yang sangat bersih", inilah sifat air hujan. Namun manusia seringkali menyebut bahwa hujan itu sebagai pembawa bencana.

Sebenarnya yang membawa bencana bukanlah air hujannya melainkan tindakan manusia yang melampaui batas sehingga membuat keseimbangan alam terganggu yang mengakibatkan ketika turun hujan terjadi bencana banjir. Diperparah dengan tidak terkelolanya sampah. Ahirnya sampah akan menyumbat saluran air atau got yang ada.

Air hujan dan sampah merupakan sebuah keharusan untuk dikelola dan dijaga sepanjang masa hidup kehidupan. Air hujan merupakan sumber kehidupan, sementara sampah adalah material sisa yg dibuang sebagai hasil dari proses produksi atau merupakan efek dari hidup kehidupan itu sendiri yang juga harus dikelola agar memberi manfaat bagi manusia sebagai produsen sampah.

Air hujan dan sampah yang berlebih harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Air dan sampah memiliki kesamaan dalam ruang dan waktu untuk mengelolanya. 

Mencegah banjir bukan malah air hujan dialirkan tapi dengan cara menampungnya. Sementara sampah bukan pula dibuang atau dibakar, tapi juga dikelola di sumbernya untuk dijadikan manfaat.

Membendung atau menampung air hujan dengan menggunakan waduk, biopori dan sumur resapan tersebut dapat dilakukan dengan dua hal sekaligus: mengurangi atau mencegah banjir dan menanam air ke dalam tanah untuk menambah cadangan air tanah.

Sambil melakukan dua hal tadi, curah hujan yang tinggi ini dapat juga ditampung  dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Air hujan bersifat 'lunak' karena tidak mengandung logam berat seperti air tanah. Air hujan sangat bersih dan berkah dari Tuhan Ymk untuk mahluk ciptaan-Nya.

Selain air hujan jangan langsung dialirkan ke sungai atau laut. Juga sama halnya sampah. Sampah yang dibuang dan ditimbun di tanah akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi. Selama terjadi proses pembusukan sampah, maka menghasilkan air lindi (air sampah). Apabila tidak dikelola dapat mencemari tanah secara langsung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline