Memenuhi kegiatan pendampingan pengelolaan sampah Indonesia - waste manajemen - di Sulawesi Selatan, dalam rangka program "Adupi Bina Bank Sampah", guna melakukan monitoring dan evaluasi dalam pendirian bank sampah kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) dan bank sampah rumah sakit Unhas Kota Makassar dan pendirian bank sampah kawasan di Bantaeng Industrial Park Kabupaten Bantaeng dan bergerak dari Jakarta menuju Makassar, Selasa (21/05).
Sesuai skhedule presentase, semalam setelah berbuka puasa dengan masakan "Bugis" ikan bakar, sop saudara dan dilanjutkan ngupi-ngupi bersama sahabat di Pusat Kuliner Apartemen Vida Viu (Cafe Kopi Temang) di bilangan Boulevard Panakukang Kota Makassar, hadir kongko-kongko para sahabat hebat dari Unhas, LSM, Wartawan, pengusaha dan juga hadir Kadis LH dan Pertambangan Pemda Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Selanjutnya tengah malam pk. 23.55 Wita berangkat menuju Kabupaten Bantaeng bersama personil PT. Huadi Nickel Alloy Indonesia, sebagai inisiator pendirian bank sampah kawasan industri Bantaeng. Hujan menyertai perjalanan dan melewati beberapa kabupaten di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara lain Kabupaten Gowa, Takalar dan Jeneponto.
Bersama parnert atau Rano Umar Yasin (Bang RUY) selaku Refresentative Green Indonesia Foundation (GIF) Indonesia Timur, menginap di Wisma PT. Huadi Nikel Alloy Indonesia yang berada di Kawasan Pabrik Nikel berskala Internasional. Sebuah perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Biji Nickel yang pertama di Kabupaten Bantaeng dan baru saja bulan Januari tahun 2019 diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah, di Desa Papanloe, Kecamatan Pa'jujukang. Kabupaten Bantaeng.
Sesudah makan sahur, lalu membuka kompasiana untuk melanjutkan rangkaian penulisan dalam program #Samber (Satu Ramadan Bercerita) pada topik Mystery topic 4 #thr2019hari17 (22/05). Sedikit bermasalah dan stag dalam penulisan. Karena belum ada transaksi yang saya lakukan pada QRku. Tidak afdol menulis tanpa bukti kinerja atas kerja sama Kompasiana dan BCA.
Keterangan Video: Disini saya belajar dan praktek menggunakan atau transfer dari QRku ke QR Istriku di BCA Mobile - Cara Transfer QRku dari Galeri HP.
Sejenak Bingung Menulis
Sempat bingung dan belum bisa tentukan judul dan materi apa yang saya harus tulis, karena belum ada sukses strory atau testimoni pribadi dalam menggunakan QRku. Lagi pula belum bisa menggunakan sistem transfer dan pembelian melalui QRku. Hal ini harus diakui sebagai kekurangan alias masih gaptek menggunakan QR dari m-BCA.
Selain karena belum tahu cara transfer atau belanja pakai QRku juga mau transfer ke siapa sesama pengguna m-BCA QRku serta mau belanja apa dengan menggunakan QRku, mengingat pula sedang berada di luar kota jauh dari Kota Makassar dan terlebih jauh Jakarta tempat domisili yang bisa belanja 1x24 jam.
Benar-benar diluar kota. Posisi saya saat ini berada jauh dari Kota Makassar, sekitar 134 km ke arah selatan - Bantaeng - Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh dari Makassar ke kawasan Bantaeng Industrial Park Kabupaten Bantaeng sekitar 3 jam. Karena kawasan industri ini juga jauh dari ibu kota Bantaeng, malah lebih dekat ke Kabupaten Bulukumba.
Diperparah dengan signal yang kurang bagus dan terputus, mungkin karena hujan atau terjadi pengacakan signal demi antisipasi demo besar-besaran di Jakarta pada hari ini (22/05) dan beberapa kabupaten dan kota lainnya pasca pengumuman atau penetapan Hasil rekapitukasi manual Pilpres dan Pemilu atau Pileg oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sempat berpikir untuk menghubungi salah satu sahabat kompasianer untuk meminta QR codenya, karena jelas umumnya kompasianer memiliki QR m-BCA agar ada tujuan transfer QRku. Tapi ragu juga walau mempunyai niat memberi uang, tapi jangan sampai terjadi dugaan lain. Pilihan yang tepat adalah urungkan niat permintaan QR code untuk transfer ke kompasianer.