Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Bijak Membeli Takjil Ramadan Berkemasan PSP

Diperbarui: 10 Mei 2019   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Penulis ngabuburit sambil survey takjil berkemasan plastik sekali pakai (10/05). Sumber: Pribadi.

Berbagai pertemuan yang penulis ikuti sebagai narasumber. Selalu menyampaikan kepada peserta, baik dari eksekutif, legislatif, akademisi ataupun berbagai asosiasi, lembaga swadaya, pengusaha dan masyarakat bahwa sampah adalah "Hadiah" Tuhan Ymk pada seluruh hamba-Nya untuk menjadi sumber usaha bersama atau sebagai usaha mutual. Maka sampah harus dikelola dengan berkolaborasi oleh stakeholder atau pemangku kepentingan.

Berburu takjil atau menu buka puasa sudah merupakan bagian dari budaya di Indonesia. Tingginya permintaan kebutuhan takjil di bulan Ramadan, maka tidak mengherankan jika banyak pedagang takjil dadakan. Mulai dari kampung sampai ke kota, bagaikan jamur di musim hujan. Baik di depan rumah sendiri, maupun di pusat-pusat kuliner, pasar tradisional dan pasar modern.

Aneka menu takjil yang digelar dadakan di sudut-sudut kota. Ada takjil manis dan gurih dijual dengan harga murah meriah, aneka gorengan, kue manis, bubur sumsum, aneka es pelepas dahaga. Sampai pada menu makanan berat atau lauk berbagai jenis masakan ayam, daging dan ikan serta berbagai macam sayuran.

Umumnya menu takjil sudah dikemas dengan berbagai jenis plastik sekali pakai (PSP). Sepertinya sangat susah menghindari takjil tanpa kemasan PSP dalam menjajakan menu buka puasa. 

Sebuah pertanda pula bahwa di era globalisasi seiring terjadinya peningkatan kesejahteraan. Masyarakat semakin malas membuat sendiri takjil dengan berbagai sebab. Kondisi seperti ini, masyarakat semakin membutuhkan pelayanan dari sektor usaha jasa.

Ilustrasi: Rantang dan tumbler untuk pengganti kemasan takjil dari plastik sekali pakai. Antisipasi peningkatan volume sampah di bulan Ramadan. Sumber: GoogleKolase.

Alternatif Menggunakan Rantang dan Tumbler
Kenyataannya pula masih banyak takjil Ramadan yang belum dikemas PSP tapi dalam bentuk curah. Pada momentum meledaknya pedagang takjil di bulan Ramadan. Saatnya menyisipi edukasi dalam merubah perilaku pedagang dan konsumen dalam menggunakan kemasan takjil dari PSP.

Perlu memasyarakatkan atau setidaknya memberi contoh untuk melakukan efisien menggunakan PSP untuk kemasan takjil. Memulai dari diri sendiri bisa menggunakan wadah atau rantang untuk menu kering dan tumbler untuk menu berkuah atau berair. Terlebih yang memiliki kendaraan sendiri, kedua alat bantu tersebut sudah disiapkan atau tersedia di kendaraan masing-masing.

Sebenarnya manfaat tumbler dan rantang sangatlah berfungsi untuk meminimalisir menu takjil. Kemasan takjil berupa PSP dapat digantikan dengan tumbler misalnya membeli es buah atau cendol. Begitu pula penggunaan rantang bisa dimanfaatkan untuk membeli makanan kering, kue atau jenis gorengan lainnya.

Penggunaan tumbler dan rantang secara insidentil dalam bulan puasa bisa sangat efektif meminimalisir sampah PSP. Sementara untuk penggunaan massal, sangat susah menghindari penggunaan kemasan PSP. Hanya saja perlu merubah paradigma untuk mengelola atau memilah sampah dari kemasan PSP agar tidak bercampur dengan sampah organik.

Ilustrasi: Pedagang takjil Ramadan di Cipayung Jakarta Timur menggunakan plastik sekali pakai. Sumber: Pribadi.

Sampah vs Kebutuhan
Selagi masih ada kehidupan, tidak akan ada habisnya berbicara tentang sampah. Memang sampah sangat unik dan menantang bagi yang mau menggunakan akalnya serta mau berusaha menelaah keunikan dan mengambil manfaat ekonomi dari keberadaan sampah yang sangat berpotensi bila dikelola (baca: dipilah) dengan benar dan bertanggungjawab.

Sampah merupakan ciptaan Allah Swt yang di produksi melalui manusia. Artinya manusia sebagai produsen sampah. Sangat jelas Tuhan Ymk, masih menyimpan manfaat dalam sampah itu untuk manusia sendiri, agar manusia itu berpikir dan bersyukur.

Termasuk sampah dan semua itu tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi mengandung tujuan. Yaitu untuk kemashlahatan makhluk-makhluk-Nya, sebagai sarana beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sekaligus membuktikan tentang keesaan-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline