Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Ide Ketua DPR “Konyol” Marzuki Alie

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13119583971423762564

Hari ini (29/7) Marzuki Alie (MA) Petinggi  Partai Demokrat (PD), Mantan Sekjen  PD yang juga Ketua DPR-RI 2009-2014, dengan datar-datar saja tanpa kelihatan beban di raut wajahnya berbicara pada media, juga tanpa memikirkan dampak yang akan dihasilkan atas pernyataannya, yang tentu akan "pasti" mencederai masyarakat Indonesia yang 240 juta jiwa itu (minus koleg dan pengikutnya). MA dengan bangganya mengeluarkan ide atau bisa disebut pernyataan bahwa (lebih kurang mengatakan) begini;

  1. Bubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi) KPK; Karena katanya sudah tidak ada lagi yang mampu dan kredibel memimpin lembaga (adhoc) itu. Lucu juga Pak MA, karena Pansel Pimpinan KPK sementara bekerja menyeleksi yang sekarang masuk penilaian "sesi" ketiga setelah tersisa 17 orang. Atau nanti takut bila Mas Bambang dkk terpilih bekerja bersama dengan Pak Busyro Muqoddas???
  2. Beri Maaf Koruptor; Adakan Maaf Nasional dengan "Memaafkan" para koruptor...wow.... Menurut Pak MA, lebih baik kita mulai hal baru dengan melupakan masa lalu.....hahaha...Enak benar yaaaa, setelah koruptor embat "rampok" uang rakyat, lalu dimaafkan...sama saja ada orang telah menempeleng kita lalu minta maaf didepan kita tanpa konfirmasi... itu maaf "bodoh dan tolol" namanya. Sepertinya ini Indonesia bukan Negara hukum. Kenapa tidak maafkan rakyat kecil yang terjerat hukum itu, seperti pencuri biji coklat, dll???. Lalu ini juga katanya Pak MA akan kembali "triliunan" uang yang telah dirampok itu... Pendapat yang sepertinya "paradox". Karena pastilah itu mustahil. Dana BLBI saja belum tuntas sampai saat ini. Lalu bagaimana Century Gate??? Mungkin ada yang mau lepas dari kasus Century ini dan terakhir Kasus Nazaruddin???
  3. Berlakukan pembuktian terbalik dan atur mekanisme keluar masuknya dana (rekening) pakai limit, dll. Jujur Pak MA, pendapat ini masuk akal, terkecuali dua pendapat tersebut diatas, yang sangat konyol itu. Pastilah rakyat akan lebih marah dan rakyat akan keluar dari sarangnya memusuhi DPR, Partai Demokrat dan MA pribadi. Waspadalah Pak MA kalau berbicara, jangan tambah musuh Partai Demokrat dimana Pak MA sekarang bekarya dan mengantar menjadi Ketua DPR, diam saja dan tenanglah duduk manis dikursi empuknya itu dan menanti 2014.

Pak MA....Wah ini merupakan ide konyol alias tolol dari sekian ide yang mungkin Pak MA pernah keluarkan. Kenapa saya katakan konyol, karena kapasitas Pak MA sebagai Ketua DPR, jabatan strategis yang harus hati-hati mengeluarkan pendapat/pernyataan, sama seperti jabatan presiden atau lembaga tinggi lainnya, malah dalam manajemen berpesan bahwa, seorang pemimpin hati-hatilah dalam berbicara, karena pembicaraannya bisa menjadi acuan, tapi entahlah benar apa tidak. Mungkin karena dengan prinsip kehati-hatian ini maka diadakan posisi/jabatan sebagai "juru bicara". Artinya bila ada kesalahan yang dilakukan oleh pimpinan melalui juru bicaranya maka sedikit mudah di ralat/minta maaf, beda kalau pemimpin seperti posisi Pak MA selaku Ketua DPR-RI (lembaga yang terhormat), berbahaya sifatnya dan sangat berbahaya. Ingat, Pak MA duduk disitu sebagai wakil rakyat.Ingat pula, jangan-jangan kursinya disitu akan panas pula nantinya...waspadalah. Sangat disayangkan seorang MA berkomentar atau punya ide seperti ini, terlebih ditengah-tengah bekerjanya Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK. Sepertinya Pak MA menyangsikan kerja Pansel KPK saat ini. Tolong dech Pak MA piir-pikir dulu baru berucap, ingat "mulutmu harimaumu" Semoga Pansel KPK lebih termotivasi "positif" atas pernyataan MA ini. Marzuki Alie Sebenarnya Tantang Diri Sendiri/Partainya. Jangan-jangan pernyataan MA ini berparadox, artinya ini awal "eksternal" reaksi Pak MA atas kekalahannya di Kongres PD di Bandung melawan Anas Urbaningrum???? Saya praduga "Gong Perseteruan" di kubu PD sendiri dibunyikan??!!! Prediksi saya pada postingan sebelumnya di Partai Demokrat Tidak Melembaga.  Karena saya prediksi (praduga) AU tidak lama lagi duduk di Ketum PD, susah AU mencapai 2014 (AU berat membendung Nazaruddin (karena siapa yang membela AU disini akan jatuh pula, termasuk Pak SBY sendiri) dan pula nampak terjadi faksi di tubuh PD (prediksi disana ada pro-kontra antara AU,AM dan MA) pasca Kongres PD di Bandung...Kita tunggu saja apa kejadian berikutnya....???!!! Sebaiknya kalau MA sorot "oknum" KPK jangan sorot institusinya (KPK), oknumnya saja Pak MA....itu baru fair (sehat)...Ataukah ada ketakutan bila Pimpinan KPK yang baru nantinya bekerja???? Sebaiknya Pak MA dorong KPK untuk menonaktifkan Chandra Hamzah, dll yang diduga terlibat Kasus Nazaruddin itu. Agar KPK tidak terbebani oleh oknum-oknum tersebut. Sebagaimana yang dilakukan oleh Johan Budi, minta mundur walau ditolak oleh pimpinan KPK. Sekarang masyarakat menantang MA.... Coba idenya (pembuktian terbalik) itu, terapkan dulu di kubu sendiri pada Kader Partai Demokrat yang disebut-sebut Mohammad Nazaruddin. Karena kalau Pak MA sorot oknum KPK yang disebut Nazaruddin itu, maka secara otomatis pula, Pak MA benarkan ocehan siburung Nazar itu terhadap teman-teman Pak MA di PD, terkhusus buktikan bersih atau tidaknya Anas Urbaningrum, A.Mallarangeng, Angelina Soundakh, Edi "IBAS"Baskoro, putra SBY itu (yang menurut Pak MA ....bahwa orang yang paling dihormati di republic ini adalah Pak SBY...Pak MA tinggalkan pengusaha dan masuk PD karena Pak SBY semata...kutip pernyataan MA malam ini di Kabar Petang TVOne....) Tapi Pak MA kan tidak rugi mengabdi karena hadiahnya duduk sebagai Ketua DPR, tentu ini semua atas jasa Pak SBY kan???, artinya Pak MA tidak lupa sejarah, bagus itu!!! Semoga suatu saat Pak MA tidak membalelo juga dengan Pak SBY, khususnya menjelang dan pasca 2014. Semoga Pak MA menjadi teman sehidup-sematinya Pak SBY, tapi itu saya ragukan, karena tiak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, kecuali kepentingan. Melalui postingan ini, saya menggugah sekaligus menantang ide Pak MA, coba terbuka di media mengajukan usul atau meminta Pak SBY atau mengajukan kepada Partai Demokrat, untuk Bentuk Tim Investigasi Eksternal yang Independent (semacam Komite Etik di KPK) untuk mengusut/menyelidiki kader-kader PD yang disebut Nazaruddin, lalu menonaktifkan seluruh kader tersebut, adakan pembuktian terbalik kepada sikon harta-harta dan rekening/deposito kader tersebut (yang memang sedikit mencurigakan), terlebih sopir Nasaruddin juga sudah membenarkan informasi bosnya, tunggu apa lagi???!!!! Katanya mengantar beberapa mobil mewah ke rumah AU di Jakarta dan Blitar....Mungkin AU pinjam kali.....!!!!Ah. Kalau ide Pak MA, bisa dijalankan atau aplikasi dulu atau jadikan PD "sample ide MA", berani apa tidak..Kalau berani dan terbukti kader tersebut bersih, maka tentu nama PD dan kader-kadernya tersebut akan kembali cemerlang dan tentu pula cedera masayarakat akan pernyataan Pak MA hari ini akan terobati. Satu kalimat penutup postingan ini bahwa; Tidak ada ruang bagi koruptor di republic ini. Mari kita "masyarakat Indonesia" dukung KPK sepenuhnya, mari kita tetap positif thinking pada KPK (walau adhoc, tapi masih perlu ada dan dibutuhkan), karena kepada siapa lagi tempat berpegang untuk memberantas korupsi ini. Koruptor adalah pembunuh yang maha dahsyat dan mengalahkan kebiadaban teroris. Koruptor lebih biadab dari pada teroris itu sendiri. Sebaiknya  Anggota DPR dibawah pimpinan MA dan Pemerintah dibawah pimpinan SBY (biar sekalian uang rakyat habis, terlanjur sudah) adakan study banding ke Korea Selatan untuk belajar budaya "malu" cara berantas korupsi. Kasian "pejabat" Indonesia sudah tidak punya "rasa"malu lagi merampok uang rakyat, sudah tidak takut lagi "rsiko" makan atau beri makan anak isterinya dengan uang "korupsi" rampokan......yuk bercermin ke Korea Selatan sana. Yuk KPK, Polri dan Jaksa, adakan penyelidikan (lidik) terhadap informasi Mohammad Nazauddin, rasanya "klu"nya sudah banyak untuk dijadikan pintu masuk, jangan donk didahului oleh pers/jurnalist!!! Pula tidak ada alasan untuk tidak menangkap si "burung" Nazar itu. Semoga. Trash and Entrepreneurs, GIH Foundation

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline