[caption id="attachment_233031" align="alignleft" width="256" caption="sumberfoto:googleimage.rul"][/caption]
RUHUT"poltak"SITOMPUL lagi…Ruhut lagi dan lagi……..sebenarnya saya malas bahas lagi tentang sosok seorang Ruhut Sitompul. Kenapa ? maaf…persisnya kita dihadapkan saja kepada sebuah kebodohan bila menanggapi statemen semacam ini. Tapi kasian melihat sikon yang begitu parah di negeri ini. Biar masalah “kecil” begini, diangkat-angkat kepermukaan juga. Jadi sebenarnya postingan saya kali ini, bukan cuma diperuntukkan buat Ruhut dan partainya (Partai Demokrat) tapi pula khususnya media, berhentilah membahas masalah ini, tidak perlu hadirkan Ruhut sebagai narasumber, banyak masalah penting lainnya…. Stop sekarang juga, ini merupakan edukasi terburuk bagi bangsa Indonesia yang telah memasuki usia “merdeka” 65 tahun. Yang telah bebas dari penjajah bangsa lain, namun belum terbebas “merdeka” dari ulah bangsa sendiri. Ini aseli “Jeruk Makan Jeruk”.
Kenapa saya katakan buruk?Karena wacana (maaf ini tidak termasuk sebuah gagasan, karena gagasan miring),ini hanya lebih merupakan statemen untuk mengantar atau menggiring Presiden SBY menduduki jabatan presiden 3 priode atau lebih itu, jelaslah “by designe” dan sebuah bentuk ketakutan serta kegelisaan kader Partai Demokrat…….Alasannya; mulai SBY (Pembina PD), Anas (Ketum PD) dan Marzuki Alie (Ketua DPR/Pembina PD), dengan datar-datar saja menolak wacana tersebut, ah masa ia....benarkah Anda semua menolak ???? hahahaha, murahan benar Anda itu......seperti anak kecil saja kita (rakyat) ini.Pak SBY, Anas dan Marzuki, semoga kembali sadar dan introsfeksi diri di bulan puasa ini.
Kalau bukan by designe, harusnya Anas Urbaningrum sebagai Ketum PD memberi sanksi atau tindakan tegas kepada Ruhut(recall saja itu Ruhut Poltak Sitompul), karena statemennya itu merupakan pencitraan terburuk buat Sang Presiden (idola Anda) SBY dan Partai Demokrat sendiri. Terlebih wacana tersebut menandakan bahwa atau terjadi kegelisahan internal Partai Demokrat yang tidak punya sosok pemimpin pasca SBY. Kami atau rakyat tau semua itu. Lagi pula Ruhut sudah beberapa kali membuat “kepala jadi pusing”, sejak bekerjanya Pansus Century.
Sebuah sandiwara murahan……..wacana Presiden 3 (atau lebih) Periode itu tersebut, menurut beberapa ahli politik, akademisi, cerdik-cendikia. dlsb. untuk menutupi kekurangan-kekurangan atas langkah pemerintah (Presiden SBY) dalam memanage republic ini atau menangani kasus-kasus besar yang terjadi akhir-akhir ini, antara lain:
- Kasus Century, yang kian membuat kecurigaan. Tetapi ini terlalu mahal untuk ditutup masalahnya.
- Kasus Barter Penjahat (pencurian ikan oleh nelayan Malaysia) dengan 3 pegawai atau pengawas perairan/pantai dari KKP, ini jelaslah barter, maaf untuk Pak Menteri Fadel Muhammad, Pak Menlu Marty Natalegawa, dan mungkin termasuk Pak Presiden Yudhoyono, mengatakan bukan barter, terserahlah dan apapun namanya. Yang pasti ini sebuah kelemahan pemerintah Indonesia, apapun alasannya. Indonesia terlalu takut kepada Malaysia. Apasih itu Malaysia. Indonesia kalau mau serius dikelola, untuk melawan potensi Malaysia, cukup tingkatkan saja pembangunan Pulau Kalimantan, habis Malaysia.
- Pidato kenegaraan Presiden Yudhoyono di hadapan DPR/DPD menyambut Kemerdekaan ke-65 RI dan RAPBN 2011, itu terasa hambar (mungkin gara-gara mahalnya cabe sampai pidato kenegaraan itu tidak pedas) dan hanya memberi gula-gula atau permen yang memberi rasa manis sesaat saja kepada PNS/Pensiunan dan masyarakat, termasuk UKM.
Namun bagi saya yang awam dalam politik, bahwa terlepas dari alasan-alasan tersebut diatas, saya menganalisa atas wacana Ruhut tersebut itu untuk kepentingan sesaat saja (inilah yang saya anggap by design atau ada kesepakatan di internal Partai Demokrat), yaitu untuk mengantisipasi agar jabatan Presiden SBY bisa aman sampai dengan 2014. Karena mungkin mereka-mereka, khususnya yang banyak “netek” pada SBY pada ragu dengan melihat kondisi akan terjadi masalah yang luar biasa sebelum 2014, yaitu posisi atau jabatan presiden sedikit rapuh alias tidak aman karena masalah-masalah tersebut diatas pula yang tak kunjung selesai, malah Indonesia semakin parah, mestinya SBY harus waspadai orang-orang disekelilingnya.
Biarkan demokrasi Indonesia bekerja dengan sendirinya, jangan cederai reformasi ini. Buat Pak SBY, jangan copy paste tradisi orde baru yang sudah nyata membelenggu kebebasan berekspresi. Pak SBY sebaiknya hentikan pencitraan, jangan kelewat bataslah, karena akhirya akan mencederai diri sendiri yang disebabkan oleh pelecehan terhadap public.
Buat Ruhut belajarlah demokrasi, jangan asal ngomong. Anda sebagai kader P.Demokrat, apapun tindakan Anda itu jelaslah membawa nama partainya. Mari kita belajar sportip dalam demokrasi ini, jangan suka berlindung atas nama person. Itu semua merupakan edukasi buruk bagi bangsa ini. Sebenarnya Ruhut duduk di DPR hanya faktor keberuntungan saja,bukan dia pintar, hanya pintar cari muka saja,ga ngerti apa itu demokrasi, apa itu politik, yang pasti Ruhut sendiri yang kotori politik itu. Belajarlah sobat.... coba Ruhut baca buku strategi China Kuno Sun Tzu. Anda belajar dari sana, bagaimana seni perang dalam manajement/politik/bisnis. Anda sangat tradisional dan "Dongo=bodoh",cuma nampang doang saja.
Harapan kami sebagai rakyat Indonesia, Presiden SBY sebaiknya perbaiki bangsa ini sampai akhir periodenya (hati2 kepada lingkar Pak Beye). Segera selesaikan kasus-kasus besar, utamanya Kasus Century. Karena mahal lagi biayanya kalau terjadi masalah sebelum 2014, tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi reformasi jilid II sebelum 2014, rakyat bisa semakin pusing kalau itu terjadi. Jadi hentikan pencitraan Anda, karena citra Pak SBY sudah bagus loh, kelewat ga bagus Pak Beye, namun perlu hati-hati dengan orang disekitar presiden yang selalu mencari “muka”. Ini yang banyak merusak. Untuk orang-orang disekitar presiden “tenang-tenang” sajalah nikmati kekuasaan ini, jangan “terlalu” eforia.
Apa kata dunia melihat Indonesia yang sakit parah begini????? naudzubillah minzalik. Semoga Allah swt tidak mencabut berkahnya buat Indonesia, dan memberi rahmat di bulan suci Ramadhan ini…..Amin
Salam damai Indonesia dan Selamat berpuasa sobat kompasianer semuanya......Sukses
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H