Lihat ke Halaman Asli

Hasroqi Abdillah

Universitas Jember

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 13 Januari 2023   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ilustrasi : sumber Blog Barabai)

oleh : Hasroqi Abdillah, S.Pd.

Sebelum saya tergabung menjadi mahasiswa PPG Prajabatan 2022, saya berfikir bahwa peserta didik/siswa sekolah pada umumnya merupakan anak yang siap mencari ilmu di sekolahnya, dengan bekal buku dan alat tulis lainnya. Pembelajaran dikelaspun dapat diikutinya dengan mudah, salah satunya adalah mendengarkan informasi materi yang disampaikan oleh gurunya atau pembelajaran kelompok yang dilakukannya bersama teman-temannya. 

Ternyata, anggapan dan dugaanku yang lama tidak mempelajari pendidikan sampai saat ini adalah kurang tepat. Wajah pendidikan Indonesia  semakin mengalami perkembangan dan uptodate. Diantaranya ialah dicanangkannya kurikulum merdeka dengan ciri khasnya mengadopsi pendidikan dan pengajaran ala Ki Hadjar Dewantara. 

Ki Hajar Dewantara memberikan pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, "Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya". Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. (kemendikbud.go.id di akses pada 13/1/2023).

konten-instagram-peringatan-hardiknas-kolase-hijau-63c168c708a8b55e147b3413.png

Sehingga, tatkala saya mengikuti Mata Kuliah Filosofi Pendidikan, dalam perjalannya mendapatkan informasi yang luar biasa, cakrawala pengetahuan mulai dapat saya temui disini. Diantaranya adalah Pendidikan memberikan tempat kepada siswa untuk menggali atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki melalui proses belajar. Pembelajaran yang dilakukan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai kodratnya sebagai manusia yang memiliki cita-cita dalam hidupnya.

Guru hanya sebagai fasilitator belajar anak, sehingga guru dalam mengajar di kelas harapannya tidak menerapkan pembelajaran yang membelenggu siswa tersebut, artinya tidak membatasi proses belajar anak dalam meningkatkan kreatifitas dan pengembangan pengetahuannya. Karena hakikatnya saat ini, pembelajaran harus terpusat pada siswa.

Melihat kondisi seperti itu, tentu saya sebagai calon guru profesional akan menerapkan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kodrat manusia, artinya memberikan kebebasan siswa dalam melaksanakan proses belajarnya, pengetahuan-pengetahuannya didasarkan oleh pengalaman yang dilakukan, seperti mencari sumber bacaan sendiri, baik melalui internet ataupun media lainnya yang dapat dijadikan sumber/refrensi tugasnya; Untuk menunjang sarana belajar dan kebutuhan belajarnya, saya akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif seperti penggunaan media belajar, mengevaluasi model pembelajaran, hingga bertukar pikiran/merespon jawaban atas masalah-masalah yang terjadi pada proses belajarnya dan sebagainya.

Maka, penekanan bukan hanya terpusat pada kognitifnya saja, sisi sosial dan moralitasnya menjadi penting guna memaksimalkan dalam pengembangan potensi-potensi dalam dirinya guna memiliki pengalaman belajar yang positif, terampil dan bijaksana. Selain itu, guru harus memiliki peranan yang digambarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni "melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. (HA)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline