Sudah berapa hari ini, tetanggaku yang bernama Haji Bira disibukkan mencari kucing Persianya yang hilang. Kucing tersebut berjenis kelamin jantan, sudah punya anak dan cucu. Rupanya kucing itu adalah titipan teman anaknya, bukan piaraan pribadinya.
Saya pernah satu dua kali melihatnya saat berkunjung ke rumah tetangga itu. Sang kucing memang sangat lucu menggemaskan dengan bulu putih bercampur cokelat dan ekor panjangnya.
Walau hanya titipan, tetapi Haji Bira sudah terlanjur sayang kepada kucing itu.
Bagi beliau, sang kucing sudah seperti anaknya sendiri. Sejak pertama kali dibawa ke rumahnya, kucing itu sudah meramaikan rumah sepi yang hanya dihuni olehnya dan seorang puteranya.
Kepada ibu, Haji Bira bercerita, sejak sang kucing menghilang, beliau seringkali menangis saat sedang melaksanakan ibadah sholat. Beliau sedikit merasa bersalah karena terkadang memarahi dan memukul sang kucing jika berulah. Haji Bira berpikir, mungkin karena itu sang kucing meninggalkan rumah.
Kabar kehilangan sang kucing sudah disebarkan ke grup RT, bahkan juga dibuatkan poster berisi foto dan hadiah uang bagi penemunya. Gegerlah kampung. Kabarnya tukang-tukang ojek yang mangkal dekat rumah mencari ke pedagang hewan piaraan, dan nihil.
Saat sedang mencuci piring tadi malam, ibuku datang dan bercerita lagi tentang kucing itu. Haji Bira sampai mendatangi "orang pintar" di kampung kami.
Menurut penerawangan "orang pintar", sang kucing tidak diambil orang dan masih ada di sekitar rumahnya bermain dengan seekor kucing kampung.
Dari hasil penerawangan itu, saya menduga, sang kucing sedang terjerat dengan pesona si kucing kampung betina, hingga akhirnya pergi meninggalkan pasangan betina, anak, dan cucunya.
Dasar, kucing !