LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai kedisiplinan gereja, secara umum gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dari kegelapan. Sementara disiplin gereja dapat didefinisikan sebagai perintah Tuhan Yesus tentang bagaimana memperlakukan jemaat yang kedapatan berdosa atau melakukan pelanggaran.
Tentunya di dalam gereja kemungkinan akan ada hal-hal yang tidak sesuai dilakukan atau tergolong dalam hal pelanggaran. Sebab itulah dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang menyangkut pelanggaran itu serta cara pelaksanaan disiplin gereja tersebut.
DEFINISI
Secara umum, gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dari kegelapan. Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang dipakai dalam mengartikan gereja yaitu "kuriakos" dan "ekklesia". Kata kuriakos berarti gereja. Kata Kuriakos telah menjadi kata yang lazim menunjuk kepada gedung yang dipakai oleh orang Kristen untuk berkumpul; kuriakos juga menunjuk kepada orang Kristen itu sendiri sebagai 'bangunan rohani' Tuhan. Kata kuriakos, hanya dipakai dua kali dalam PB (1 Kor.11:20 dan Why.1:10). Sementara kata ekklesia berarti gereja. Pada umumnya dipakai sebagai terjemahan 'kumpulan', 'pertemuan' yang dipakai lebih dari 100 kali dalam PB.
Pada masa Reformasi, para Reformator memberikan definisi gereja dengan menyebut dua unsur yaitu, memberitakan injil yang murni dan melakukan sakramen dengan benar. Entah gereja itu besar atau kecil, sudah mandiri ataupun yang baru, jika gereja itu memiliki kedua unsur tersebut maka itu adalah gereja yang benar. John Calvin, salah seorang Reformator terkenal, berpendapat bahwa gereja yang benar selain memiliki kedua tanda di atas harus disertai dengan melakukan disiplin dengan baik.[1]
Dalam KBBI disiplin mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan pada peraturan. Disiplin adalah suatu sikap kesadaran, kerelaan dan ketaatan dalam mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku artinya disiplin adalah suatu sikap yang dilakukan secara sadar dan ikhlas dalam menaati norma dan aturan yang telah ditetapkan dalam suatu lingkungan.[2]
Disiplin gereja dapat didefinisikan sebagai perintah Tuhan Yesus tentang bagaimana memperlakukan jemaat yang kedapatan berdosa atau melakukan pelanggaran. Dimana disiplin gereja ini merupakan suatu tindakan sebagai peringatan yang diberikan kepada anggota jemaat yang melakukan pelanggaran terhadap kebenaran firman Tuhan untuk memperbaiki perbuatannya tersebut.[3] Dasar dilakukannya disiplin gereja yaitu kebenaran firman Tuhan (Alkitab), yang merupakan firman Allah yang hidup, yang diyakini oleh semua orang percaya (Kristen).
Tujuan dan Manfaat Disiplin Gereja
Disiplin gereja dilakukan kepada anggota jemaat, pegawai, dan pelayan khusus gereja idealnya dengan tujuan untuk menghasilkan suatu pertobatan penuh dan berbalik kepada firman Allah yang secara nyata terwujud dalam sikap dan perilaku.
Dimana dengan tujuan yang dimaksud ini, maka dapat dimengerti bahwa seseorang yang berdosa dapat dipandang sebagai orang-orang yang jauh dari kehendak Allah yang harus dituntut untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah. Allah yang dimaksud adalah Allah yang penuh kasih dan selalu memberikan kesempatan bagi umatnya untuk mengalami pertobatan.