Pengobatan dalam tradisi Islam memiliki akar yang dalam dan berlandaskan pada ajaran Al-Qur'an serta Sunnah Nabi Muhammad SAW. Salah satu sabda Nabi yang terkenal adalah, "Setiap penyakit pasti ada obatnya," yang mendorong umat Islam untuk mencari solusi bagi setiap penyakit. Dalam konteks ini, farmasi (dalam bahasa Arab disebut saydanah) dianggap sebagai seni untuk mengenali dan mengolah bahan-bahan menjadi obat yang bermanfaat. Pentingnya prinsip halal dan thoyyib dalam farmasi juga ditekankan, di mana Al-Qur'an mengharuskan umat Islam untuk memastikan bahwa obat-obatan yang digunakan tidak mengandung unsur haram seperti babi, darah, dan khamr.
Oleh karena itu, para ahli farmasi Muslim harus memastikan bahwa produk yang mereka distribusikan memenuhi kriteria kehalalan, baik dari segi bahan baku maupun proses produksinya.Sejarah mencatat banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu kefarmasian. Mereka tidak hanya menciptakan berbagai ramuan obat tetapi juga mendokumentasikan penemuan tersebut dalam bentuk buku-buku yang menjadi rujukan di kemudian hari. Salah satu tokoh penting adalah Abu Muna al-Kohen al-Attar, yang menulis panduan praktikum farmasi pada abad ke-13, menjelaskan etika farmasi dan praktik pengobatan.
Etika merupakan aspek penting dalam praktik kefarmasian menurut perspektif Islam; seorang apoteker diharapkan tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tentang obat tetapi juga memiliki integritas moral dalam menjalankan profesinya. Hal ini termasuk memberikan informasi yang akurat kepada pasien mengenai obat-obatan serta memastikan bahwa semua produk yang direkomendasikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat.Di era modern ini, tantangan bagi farmasi Islam semakin kompleks. Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, banyak produk baru yang muncul di pasar, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai kehalalan dan keamanan penggunaannya.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan profesional kesehatan untuk memastikan bahwa semua produk farmasi memenuhi standar halal yang ditetapkan. Secara keseluruhan, prinsip-prinsip pengobatan dalam tradisi Islam menunjukkan bahwa kesehatan adalah bagian integral dari kehidupan manusia yang harus dijaga dengan baik. Dari Al-Qur'an hingga praktik modern di apotek, nilai-nilai Islam terus membimbing umat Muslim dalam memilih dan menggunakan obat-obatan dengan cara yang sesuai dengan syariat. Dengan memahami sejarah dan prinsip-prinsip ini, kita dapat menghargai kontribusi besar dunia Islam terhadap perkembangan ilmu kefarmasian global.
Hasniah-Mahasiswa S3 Doktor Ilmu Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H