Lihat ke Halaman Asli

Dinamika Trasnformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Diperbarui: 17 Desember 2022   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DINAMIKA TRANFORMASI SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI

Hasna Ulatifah

Para siswa kelas 12 tingkat SMA/ MA/ SLTA saat ini sedang berjuang dan belajar dengan giat agar bisa menlanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi negeri impian mereka. untuk masuk keperguruan tinggi tersebut khsusunya yang berbasis negeri maka di sediakan tiga jalur masuk. Pertama SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah jalur masuk ke perguruan tinggi negeri dengan menggunakan nilai rapor dan hasil akademi yang di peroleh selama berada di tingkat SMA/MA/SLTA dari semester satu sampai dengan semester lima, siswa yang mengikuti tes seleksi ini adalah siswa yang memilki nilai yang konsisten dan berprestasi sehingga jalur tes masuk ini sering dikenal dengan jalur undangan, karena tidak semua siswa dapat mengikuti tes ini.

Kedua SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah jalur masuk perguruan tinggi dengan menggunakan hasil nilai dari UTBK (Ujian Tes Berbasis Komputer) dan kriteria lain yang telah ditetapkan oleh PTN. Adapun materi tes yang digunakan adalah TPS (Tes Potensi Skolatik) meliputi: kemampuan penalaran umum, kemampuan kuantitatif, pengetahuan dan penalaran umum, kemampuan memahami dan membaca serta pengetahuan dan penguasaan matematika dasar. 

Tes Kemampuan Bahasa Inggris bertujuan untuk mengukur kemampuan berbahasa inggris yang di perlukann di perguruan tinggi. TKA (Tes Kemampuan Akademik) meliputi semua pelajaran yang telah di pelajari di sekolah dengan tujuan untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa terkait dengan mata pelajaran yang telha di pealajari. Ketiga adalah Seleksi Mandiri (Ujian Mandiri) adalah sistem penerimaan mahasisiwa baru yang dilakukan dan dikelola oleh  suatu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) itu sendiri dan untuk pelaksanaan tesnya itu tergantung keputusan PTN itu sendiri tapi secara umum Seleksi Mandiri ini dilaksanakan setelah pelaksanaan SBMPTN.

Namun, untuk tahun 2023 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yaitu Nadiem Makarim mengubah sistem masuk perguruan tinggi negeri dengan tetap masih menggunakan tiga jalur penerimaan masuk PTN, akan tetapi ada perbedaan dari nama yang digunakan yang awalnya SNMPTN menjadi SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi), SBMPTN menjadi SNBT (Seleksi Nasional Berbasis tes) yang menjadi perbedaanya kali ini adalah tanpa menggunakan tes mata pelajaran yang bersifat hafalan. Hal ini dijelaskan oleh Nadiem melalui siaran pers pada hari rabu tanggal 7 September 2022, beliau menyebutkan “Seleksi masuk PTN untuk tahun ini tidak ada lagi tes dengan menggunakan mata pelajaran”.

Perubahan jalur tes yang awalnya SNMPTN menjadi SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). Sistem seleksi ini menghapuskan syarat tes berdasakan IPA atau IPS sehingga memberikan kesempatan bagi siswa untuk masuk jurusan sesuai dengan minatnya. Seleksi ini akan dilakukan dengan memberikan bobot nilai rata-rata rapot sebesar 50 persen untuk seluruh mata pelajaran secara keseluruhan dan untuk pembobotan 50 persen selanjutnya diambil dari komponen penggali minat dan bakat. Menurut Nadiem sistem penilaian ini digunakan agar  siswa menyadari bahwa semua mata pelajaran di sekolah itu penting untuk menambah pengetahuan dan membangun prestasi sehingga siswa dapat berprestasi di semua mata pelajaran dan mengeksplor minat dan bakatnya secara mendalam.

Berdasarkan seleksi SNMPTN yang telah berjalan selama ini calon mahasiswa dipisahkan berdasarkan jurusannya yaitu ada yang jurusan IPA dan IPS sehingga calon mahasiswa akan belajar dan memfokuskan pembelajaranya itu berdasakan jurusan yang diambilnya. Namun, Nadiem mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dimasa depan peserta didik itu harus memiliki kompetensi yang menyeluruh dan lintas disipliner. Sebagai contoh untuk menjadi seorang pengacara itu harus memiliki ilmu tentang hukum, akan tetapi dengan hanya memiliki ilmu hukum saja tidak akan cukup bagi seorang pengacara. Pengacara harus memiliki ilmu komunikasi yang akan menjadi ciri khas atau pembeda dari seorang pengacara dengan pengacara yang lain.

Selanjutnya perubahan SBMPTN menjadi SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) dalam sistem seleksi yang baru ini tidak ada lagi tes dengan melibatkan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, namun untuk saat ini tes di fokuskan kepada tes skolastik yang hanya mengukur kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Pengukuran tersebut terbagi menjadi empat hal yaitu dilihat dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Mentri Pendidikan bahwa bentuk soal untuk seleksi tes kali ini akan menitikberatkan kepada kemampuan penalaran siswa bukan hafalan.

Berdasarkan sistem SBMPTN yang telah digunakan selama ini menurut penulis sendiri beranggapan memang lebih sulit karena harus mengusai semua mata pelajaran yang telah di ajarkan di sekolah apalagi bagi angkatan yang telah lulus pada tahun sebelumnya mereka harus mengulang lagi mata pelajaran tersebut dari awal, karena mungkin selama menjalani kehidupan setelah kelulusan mata pelajaran yang telah dipelajari di sekolah sedikit-demi sedikit hilang karena jarang digunakan jadi mau tidak mau mereka harus mulai lagi dari awal untuk menguasai semua mata pelajaran yang lebih bersifat ke hafalan bukan pemahaman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nadiem bahwa secara tidak langsung sistem tes tersebut dapat memicu turunya kualitas pembelajaran sehingga bagi peserta didik yang kurang mampu mengimbangi hal tersebut akan lebih sulit untuk diterima di PTN impiannya. Nadiem juga mengatakan dengan bahwa sistem SBMPTN sebelumnya menuntut agar siswa itu mengahafal banyak materi dan para guru juga di tuntut untuk sesegera mungkin menuntasan materi sehingga hal tersebut mengakibatkan adanya kekurangan dalam menekankan pemahaman kepada siswa selain itu para siswa juga banyak menghabiskan waktu belajar untuk latihan sosl-soal UTBK. Tidak hanya itu para orang tua pun berlomba-lomba untuk memasukan anaknya ke kelas bimbingan belajar agar anaknya dapat bantuan ketika menyelesaikan soal-soal yang muncul di UTBK. Namun, untuk mengikuti bimbingan tersebut diperlukan biaya yang tidak murah sehingga siswa yang kurang mampu dalam hal ekonomi memiliki kesuliatan untuk masuk ke PTN.

Nadiem mengatakan bahwa dia berharap dengan perubahan sistem seleksi ini dapat menjadi lebih adil dan dapat memberikan kesempatan untuk para siswa mengejar kesuksesan melalui PTN dengan menggunakan jalur SNBT sehingga hal ini menjadi tuntutan bagi seorang guru untuk membangun kerja sama dengan siswa melalui pengasahan daya nalar. Karena menurut Nadiem hal tersebut akan memberikan peluang yang besar bagi siswa untuk lolos masuk ke PTN yang menjadi impiannya .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline