Tanggal 27 Juni 2023 tepat hari selasa di jam 10.00 WIB, saya melakukan penelitian kesebuah rumah yang mengelola sebuah usaha yaitu pembuatan makanan pokok berupa tempe. Usaha produksi tempe tersebut di kelola oleh Ibu Pundaria di Jl. Irigasi Kenangan. Kec. Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Ibu Pundaria sendiri telah membangun usaha produksi tempe tersebut pada tahun 2000-an bersama suaminya, dan telah mempunyai seorang kariyawan. Lingkungan Ibu Pundaria pun 98% membuka usaha makanan pokok seperti tahu, oncom dan tempe. Jadi para pedangang pasar atau tukang sayur kaki lima sudah biasa mengambil dan membeli tempe, tahu, dan noncom dari rumah ke rumah yang berada di Jl. Irigasi Kenangan. Namun, Ibu Pundaria sendiri pun biasanya selain para pedangang yang membeli langsung ke rumah, Ibu Pundaria mengantar atau menjualnya langsung di pasar yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
Sebelum adanya pegawai Ibu Pundaria biasanya mengolah pembuatan tempe sendiri, dan pengolahan tempe tersebut berhari-hari lamanya dan harus dengan kesabaran penuh agar hasil tempe bisa berhasil secara maksimal. Pembuatan tempe itu dari kacang kedelai jadi pembuat harus bisa memilih kacang kedelai dengan kualitas bagus agar hasil tempe pun lezat dan setelah pemilihan kacang kedelai pengolahan selanjutnya yaitu kacang kedelai di cuci secara berulang kali sampai kacang kedelai bersih, lalu direbus 40-60, setelah itu kacang kedelai direndam agar kulit-kulit yang masih menempel terkelupas karena kulit kacang kedelai harus terkelupas agar pembuatan tempe berhasil.
Setelah kacang kedelai terpisah dengan kulitnya, tahap selannjutnya direndam oleh ragi sekitar 40-60 menit, takaran ragi diperkirakan dengan takaran kacang kedelai dan setelah direndam yaitu penirisan atau pengeringan kacang kedelai dari air-air yang tersisa, setelah kering dan dingin kacang kedelai disebar luaskan di atas plastik yang kering, setelah itu pembentukan tempe yang dilapisi pelasti atau daun pisang. Dan dijemur ditempat lembab selama 2 hari, dan setelah jagi atau matang baru bisa diperjual belikan, Ibu Pundaria sendiri biasa menjual tempe per potongnya yaitu 4-5 ribu.
Dengan menjual dan memproduksi tempe, masyarakat bisa menikmati makanan sehat, dan juga menyediakan sumber pangan, karena tempe adalah salah satu makanan dengan tinggi protein. Bahkan saat pandemi pun Ibu Pundaria tidak sama sekali betrhenti memproduksi tempe dan penjualannya pun tidak turun, karena saat pandemi tempe pun masih di cari dan diperjual belikan. Serta dampak positif dengan memproduksi tempe bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga bisa meminimalisir pengangguran di daerah Cipondoh tersebut.
Jadi, di daerah Cipondoh Jl. Irigasi semua warga mempunyai produksi pangannya masing-masing seperti tempe, tahu, dan oncom. Dari usaha mereka itulah ada banyak sekali pedagang sayur dipasar mengambil dan membeli dari rumah ke rumah sehingga akhirnya timbulnya kerjasama anatara penjual dan pembeli. Dan dari usaha warga di Jl. Irigasi pun banyaknya membuka lapangan pekerjaan bagi warga lainnya sehingga menimbulkan partisipasi. Dan pastinya setiap rumah ke rumah mempunyai kemandiriannya tersendiri, karena setiap rumah mempunyai resep dan takarannya masing-masing pada pengolahan pangan yang akan mereka buat, juga mereka menjual dan memperomosikan produksi mereka dengan caranya masing-masing ada yang menjual langsung kepasar, juga ada yang hanya menjuial didepan rumah mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H