Lihat ke Halaman Asli

Hasnanaila Ramadhani Pramono

Mahasiswa Prodi Akuntansi

Peran Akuntansi Syariah dalam Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan

Diperbarui: 8 Juni 2024   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akuntansi syariah merupakan sistem akuntansi yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam, yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua kegiatan keuangan dan pelaporan dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah. Dalam era globalisasi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik, akuntansi syariah memainkan peran krusial dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas keuangan. Artikel ini akan membahas peran akuntansi syariah dalam konteks tersebut dan bagaimana penerapannya dapat memberikan dampak positif pada organisasi dan masyarakat.

Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah tidak hanya berfokus pada aspek teknis pencatatan transaksi keuangan, tetapi juga mempertimbangkan aspek etika dan moral. Beberapa prinsip utama dalam akuntansi syariah meliputi:

  1. Keadilan (Adl): Setiap transaksi harus mencerminkan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

  2. Transparansi (Shafafiyah): Informasi keuangan harus disajikan secara jelas dan dapat dipahami oleh semua pemangku kepentingan.

  3. Kejujuran (Sidq): Pelaporan keuangan harus akurat dan tidak mengandung informasi yang menyesatkan.

  4. Tanggung Jawab (Amanah): Manajemen bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelola dana sesuai dengan kepentingan pemilik dan pemangku kepentingan lainnya.

Peran Akuntansi Syariah dalam Mendorong Transparansi

Transparansi dalam konteks keuangan berarti memberikan informasi yang jujur, akurat, dan mudah dipahami kepada semua pemangku kepentingan. Akuntansi syariah mendorong transparansi melalui:

  1. Pelaporan Keuangan yang Jelas: Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip syariah harus mencakup semua informasi yang relevan dan material. Ini termasuk pengungkapan rinci tentang sumber dan penggunaan dana, serta kebijakan keuangan yang diadopsi oleh perusahaan.

  2. Pengungkapan Risiko: Akuntansi syariah mengharuskan pengungkapan risiko yang mungkin timbul dari transaksi keuangan, termasuk risiko yang berkaitan dengan riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline